Begini Modus Begal Rekening 'Social Engineering', Masyarakat Wajib Tahu!
jpnn.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah membagikan sejumlah agar nasabah perbankan terhindar dari penipuan dengan modus social engineering.
Kepala OJK Provinsi Sulteng Triyono Raharjo mengatakan begal rekening dengan modus social engineering sangat meresahkan dan marak terjadi hingga saat ini.
Pelaku begal rekening, kata Triyono, kerap kali mengaku sebagai petugas bank dan menghubungi nasabah melalui telepon, email, SMS, atau pun akun media sosial.
"Mereka menanyakan data pribadimu dengan berbagai modus seperti kartu kamu diblokir, ada kenaikan biaya transfer, tawaran upgrade tabungan, dan lainnya yang membuat kamu panik atau senang, dan ujung-ujungnya meminta password, PIN, OTP, MPIN, dan data pribadi lain,” kata Triyono, di Jakarta, Minggu (26/6).
Oleh karena itu, periksa keaslian nomor telepon, akun media sosial, email, dan website perbankan agar terhindar dari upaya penipuan.
Masyarakat juga diminta menjaga kerahasiaan data pribadi. Jangan pernah memberikan data nama penggunaan dan kata sandi aplikasi perbankan yang dimiliki kepada siapapun, termasuk kepada oknum yang mengaku sebagai pegawai bank atau formulir undian berhadiah.
“Juga jangan memberikan nama pengguna dan kata sandi email, nomor Personal Identification Number (PIN), kode One Time Password (OTP), nomor kartu ATM atau kartu kredit atau kartu debit, nomor Card Verification Code (CVC) kartu kredit atau kartu debit, nama ibu kandung dan informasi pribadi lainnya,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, jangan melayani penipu yang mengaku petugas bank atau instansi resmi yang menanyakan data pribadi. Petugas bank yang asli tidak akan meminta data pribadi.