Begini Upaya Pemerintah Meningkatkan Minat Baca dan Literasi Masyarakat Indonesia
Ia juga berharap dengan berbagai informasi yang diberikan para narasumber pada acara webinar ini, bisa membuat para orang tua, guru, siswa, dan mahasiswa meningkat kemampuan literasinya.
Beberapa narasumber yang hadir antara lain, Guru Besar Antropolinguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun Gufran A. Ibrahim, Direktur Utama PT. Balai Pustaka (Persero) Achmad Fahrodji, Ketua Forum TBM / Founder Komunitas Ngejah Opik, dan Sub Koordinator Fasilitasi Literasi Digital Kemkominfo Rangga Adi Negara, serta dimoderatori Analis Pengembangan Peserta Didik Kemendikbud Enfira Yanuaristi.
Gufran mengatakan bahwa saat ini kita sedang mengalami dua lompatan besar dalam perilaku atau tradisi baca tulis, dari tanpa jari ke membaca dengan sentuhan jari pada gawai, sehingga menurutnya, ada pengalaman dan pembelajaran kecerdasan kinestetik di dalamnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa keuntungan dari membaca di era digital ini adalah peluang untuk mendapatkan bacaan yang semakin banyak dan beragam semakin besar.
“Tetapi setelah punya gawai, malah memulai berkebiasaan lisan seperti update status, ngobrol sana sini, dan malah lebih banyak berbicara dengan diri sendiri, dan malas membaca buku,” jelasnya.
Sementara itu, Achmad Fahrodji mengatakan bahwa Balai Pustaka memiliki Program Peningkatan Literasi Siswa (PPLS), di mana Balai Pustaka menawarkan agar sekolah-sekolah se-Indonesia mengirimkan wakilnya untuk dilatih menulis.
Selain itu, Balai Pustaka juga membuat produk berupa taman bacaan digital bernama Edu BP yang dapat diakses tanpa terkoneksi ke internet.
“Alat ini hanya dicolokkan ke listrik, tanpa perlu koneksi internet, dia akan menjadi Wi-Fi, di mana seluruh kontennya bisa diakses oleh pemegang HP tanpa tersedot kuotanya, jadi di daerah pedalaman dan daerah tertinggal alat ini akan dipasang,” ujarnya.