Beginilah Cara Ahok Gunakan Uang Operasional Gubernur DKI
jpnn.com - JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku memperoleh dana operasional sekitar Rp 2 miliar per bulan semasa aktiff menjadi gubernur DKI. Gubernur DKI yang kini menjalani masa cuti kampanye itu pun menjamin penggunaan dana operasional dilakukan secara transparan.
Menurut Ahok, tidak ada pencairan dana operasional secara tunai. "Jadi saya kira transfer semua, taruh di bank (dana operasional). Kirim ke siapa, bantu siapa, semua enggak boleh tunai," katanya di kawasan Kalijodo, Jakarta, Sabtu (17/12).
Mantan bupati Belitung Timur itu yang kini menjadi terdakwa perkara penodaan agama itu mengatakan, di ruangan kerjanya tidak ada brankas untuk menyimpan uang operasional. Sebab, semuanya disimpan di bank.
"Enggak ada brankas di kantor saya. Jadi kalau kamu lihat mungkin semua kantor kepala daerah punya brankas untuk taruh uang operasional, saya enggak perlu brankas karena semua uang ditaruh di bank," tuturnya.
Ahok menambahkan, uang operasional gubernur DKI dia gunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Misalnya untuk membantu warga menebus ijazah dan membeli karangan bunga untuk warga yang menikah.
"Saya kasih bantuan bukan sembarang kasih. Nawar-nawarin (kasih bantuan) supaya dianggap populer, enggak. Kalau kamu ngajuin proposal enggak benar, enggak ada bantuan," ucap Ahok.
Karena pemberian bantuan itu ditransfer melalui bank, maka setiap transaksi akan tercatat. Apabila pada akhir tahun masih ada sisa uang operasional, Ahok akan mengembalikannya ke kas daerah.
"Jadi kamu bisa telusuri uang operasional tiap bulan kasih ke siapa," ungkap Ahok.(gil/jpnn)