Bela Palestina, Hasto Tuding Prabowo Tak Paham Sejarah
jpnn.com, GARUT - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kembali mengkritik pernyataan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto yang menganggap rencana Australia memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem tak berpengaruh bagi Indonesia. Menurutnya, pernyataan Prabowo itu menunjukkan bahwa ketua umum Gerindra itu tak sejalan dengan cita-cita konstitusi dan kebijakan politik luar negeri RI.
Hasto menyebut pernyataan Prabowo sebagai hal memprihatinkan. "Ini adalah pemimpin yang tidak paham sejarah," katanya saat menghadiri Rapat Konsolidasi DPC PDIP di Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/11).
Hasto mengunjungi Garut dalam rangkaian Safari Politik Kebangsaan II. Ada pula Ketua DPD PDIP Djarot S Hidayat dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat TB Hasanuddin yang ikut dalam safari itu. Baca juga: Hasto Curigai Sikap Prabowo Sesungguhnya soal Palestina
Hasto lantas menceritakan sejarah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Menurutnya, konferensi yang menghasilkan Dasasila Bandung itu menjadi tonggak penting bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
"Berbekal semangat Dasasila Bandung, puluhan negara merdeka karena mereka percaya, sebagaimana Indonesia, bahwa kemerdekaan adalah hak bangsa," kata Hasto.
Bahkan, Bung Karno dengan ketegasannya menolak kontingen Israel dalam Asian Games 1962 di Jakarta. Akibatnya, Indonesia tak bisa mengkuti Olimpiade Tokyo.
Karena itu Hasto mempertanyakan sikap Prabowo yang menganggap keputusan Australia untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem tak berpengaruh bagi Indonesia.
"Karena itu sikap Prabowo itu nyata-nyata berbeda dengan sikap PDIP, berbeda dengan apa yang diperjuangkan Bung Karno dan nyata-nyata berbeda dengan apa telah diperjuangkan Presiden Jokowi," ulasnya.