Belajar Bahasa Indonesia dari Susah Sebut R, Disiksa, Sampai Punya Pacar Cewek Bandung
"Perkenalkan nama saya Aqing, bapak dan ibu. Selama di Shanghai saya yang akan memandu. Saya bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit tidak banyak," kata Aqing mengundang tawa.
Selama di perjalanan menuju salah satu tempat makan, pria berusia 38 tahun itu banyak bercerita mengenai kota tempatnya dilahirkan. Mulai dari jumlah penduduk di Shanghai, perekonomian di sana, teknologi, transportasi sampai urusan jodoh.
Ya di Shanghai tak sedikit pria yang masih lajang karena jumlah lelaki di kota ini lebih banyak dibanding wanitanya. Saya pun tertarik mengetahui proses sampai akhirnya dia bisa lancar berbicara bahasa Indonesia.
Aqing termasuk cukup cepat mempelajari bahasa Indonesia. Dia hanya butuh waktu sekitar 3 bulan lamanya sampai akhirnya bisa mengerti bahasa Indonesia. Sisanya mengalir dari tamu-tamu orang Indonesia.
"Saya kursus belajar bahasa Indonesia sekitar tiga bulan, sisanya belajar dari tamu-tamu. Tapi kalau bapak dan ibu ngomong kata-kata yang asing saya kurang paham," ujarnya.
Selama belajar bahasa Indonesia, rupanya ada satu kendala yang dia jumpai, yakni menyebut huruf R. Berkali-kali dicoba, Aqing selalu gagal. Bahkan agar lancar menyebut huruf R, Aqing pernah 'disiksa' temannya. Hahaha, kejam...
"Biar bisa ngomong huruf R saya disiksa. Pagi-pagi disuruh datang, saya disuruh minum air putih. Setelah itu disuruh kumur-kumur nanti bisa ngomong R," kenang Aqing sambil memeragakan kepalanya ke atas dan kami pun dibuat tertawa dengan ulahnya tersebut.
Cara tersebut ternyata belum berhasil Aqing terapkan. Namun akhirnya Aqing bisa menyebut huruf R dengan benar. Itu terjadi setelah dia berpacaran dengan wanita asal Indonesia.