Benarkah Orang Baik Rentan Kena Depresi?
Nah, kepekaan emosional tersebut rupanya terhubung ke area otak yang berhubungan dengan depresi. Kendati demikian, hal ini bukan berarti menjadi orang baik tidak memiliki keuntungan sama sekali dan menyuruh Anda menjadi orang yang egois, ya.
Sebab, ilmuwan saraf dari Rutgers University, Dr. Mauricio Delgado, mengungkapkan, masih ada bagian otak lain yang bisa menekan rasa depresi itu, yakni korteks prefontal. Korteks prefontal merupakan wilayah otak yang berfungsi untuk mengatur perasaan yang berlebihan.
Melatih bagian korteks prefontal, yaitu dengan terapi bicara, dapat mengendalikan dan memerangi emosi berlebihan pada orang pro-sosial. Dengan begitu, perasaan depresi akibat kerap menahan perasaan bisa diminimalkan.
Pada dasarnya, menjadi orang baik adalah hal yang patut dilakukan. Yang dihindari adalah menjadi orang yang terlalu baik hingga sering dimanfaatkan orang lain dan merugikan diri sendiri. Nah, ketika orang pro-sosial bisa lebih memilah-milah mana yang pantas dikorbankan dan mana yang tidak, rasa tertekan pun bisa dikurangi.
Lagi pula, menurut dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter, setiap individu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri. Karena itu, jangan sampai Anda baik kepada orang lain, tetapi Anda tidak baik dan tidak menyayangi diri sendiri.
Tak ada salahnya untuk “bersuara” tanpa harus berkata kasar. Hindari juga menjadi pribadi “yes man” dan katakan “tidak” jika memang itu tidak sesuai dengan hati Anda agar depresidapat dihindari. Sebab, tak ada yang lebih bijak daripada membantu orang lain, tanpa harus merugikan diri sendiri. Jadi, jangan langsung patah semangat untuk menjadi orang baik.(HNS/RVS/klikdokter)