Bencana Asap Riau, Mengulang Kisah 1997
jpnn.com - PEKANBARU -- Agus Salim tampak sibuk mengawasi ratusan calon penumpang di bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Sesekali ia tampak menghubungi dan menerima laporan dari alat komunikasi yang dibawanya.
Tak jarang ia memberi penjelasan pada calon penumpang yang ingin mengetahui kepastian jadwal penerbangan.
"Hari ini semua penerbangan dibatalkan. Ada 64 penerbangan, dari dan menuju Pekanbaru dibatalkan. Mohon dimaklumi, ini karena kondisi cuaca akibat kabut asap yang tidak memungkinkan bandara dibuka,"ujar Agus Salim berbicara pada calon penumpang yang terlihat kebingungan.
Memang sebelumnya ada beberapa maskapai yang masih berharap bisa tetap terbang atau mendarat di Pekanbaru, sambil menunggu perkembangan cuaca di Ibukota Provinsi Riau itu.
Namun pada pukul 14.30 wib, akhirnya diputuskan seluruh penerbangan dibatalkan. Pembatalan terakhir terpaksa dilakukan maskapai Silkair dengan tujuan Pekanbaru-Singapura.
"Tadinya jarak pandang sempat naik 700 meter. Namun pukul 13.30 wib malah turun ke 600. Biasanya makin sore makin tebal. Di lintasan hanya terlihat kabut putih saja. Karena itu otoritas bandara akhirnya memilih untuk membatalkan penerbangan yang sudah terjadwal," kata Agus.
Alasan delay (penundaan) atau cancel (pembatalan) akibat memburuknya kondisi cuaca di bandara SSK II Pekanbaru, sebenarnya sudah sering terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Namun kondisi makin parah sejak Minggu (9/3) lalu. Sempat terjadi penumpukan ribuan penumpang di bandara utama Provinsi Riau ini.
Agus mengakui, kondisi bandara saat ini memang paling buruk setelah 17 tahun berlalu, sejak Riau mulai rutin dilanda bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.