Bensin Tembus Rp20 Ribu Per Liter
Senada, warga lainnya yang membeli di pedagang eceran adalah Habibi. Namun berbeda dengan Eka, Habibi harus merogoh kocek Rp15 ribu untuk mendapatkan satu liter bensin. “Ya habis mau bagaimana lagi. Sekarang BBM lagi susah, sementara saya harus berangkat, jadi ya sudah, di pinggir jalan ada yang jualan, ya saya beli,” ujarnya.
Salah satu pengecer bensin di Desa Bakung Kidul, Kabupaten Cirebon, Sugi (28) mengatakan, dampak dari pengurangan kuota BBM yang membuat para pembeli baik itu pengguna kendaraan maupun pengecer harus mengantre di SPBU selama lebih dari dari satu jam. Sudah begitu, di tingkat pengecer mereka hanya diperbolehkan membeli sebanyak 10 liter premium perhari, itupun hanya untuk pengecer resmi yang memang mempunyai izin. “Untuk memenuhi kebutuhan BBM warga di daerah yang memang jauh dari SPBU, akhirnya dengan pembatasan yang hanya sepuluh liter, pengecer lebih baik membeli pertamax,” ujarnya.
Kondisi ini pun tidak langsung menyelesaikan masalah yang timbul di tingkat pengecer. Lapak Pertamax maupun Premium hanya mampu bertahan beberapa saat saja, bahkan tidak sampai hitungan jam. Stok pertamax dan premium langsung habis diserbu warga.
Sugi sendiri mengatakan terpaksa menaikkan harga eceran BBM karena saat ini untuk mendapatkan jatah dari SPBU, dia harus mengantre bersama pengecer lainnya hingga berjam-jam. Jadi menurutnya wajar jika ia menaikan harga BBM tersebut di atas harga normal. “Jika nanti stoknya sudah normal, harga di eceran juga akan turun lagi,” ungkapnya. (mus/kmg/dri/den/jml)