Berikut Ini Pernyataan IAKMI soal Heboh Penyuntikan Vaksin Kosong di Pluit
jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menyampaikan pernyataan terkait kasus penyuntikan vaksin kosong saat kegiatan vaksinasi COVID-19 di Sekolah Kristen IPEKA Pluit Timur, Penjaringan, Jakarta Utara, 6 Agustus 2021.
IAKMI menyatakan beban kerja tenaga kesehatan (nakes) menjadi salah satu isu yang harus diperhatikan dari munculnya kasus di Pluit Timur tersebut.
“Ini bukan persoalan sekedar isu vaskinnya kosong atau tidak tapi ada beban kerja, ada beban psikologi, ada traumatik, prosedur, tata laksana yang harus lebih baik,” kata anggota Dewan Pakar IAKMI Hermawan Saputra dalam diskusi "Vaksinasi Menuju 'Herd Immunity'” di Jakarta, Kamis (12/8).
Hermawan mengatakan, yang perlu dibahas dan ditelusuri adalah meninjau kembali beban kerja tenaga kesehatan apakah sudah sejalan dan proporsional untuk melayani penduduk divaksin dengan cakupan luas bahkan satu orang menyuntikkan vaksin ratusan kali dalam satu waktu.
“Karena coverage begitu luas, tekanan terhadap health workforce ini luar biasa, maka kualitas dan keamanan ini menjadi terganggu,” katanya.
Dikatakan, apabila ingin memperluas cakupan vaksinasi dan memudahkan akses kepada masyarakat, maka juga disesuaikan dengan beban tenaga kesehatan yang dapat dilaksanakan.
Sedangkan untuk menjamin efektivitas vaksinasi, kara dia, perlu didukung ketersediaan vaksin yang tak hanya dijamin oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, namun TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan bahkan partai politik yang terlibat melakukan vaksinasi.
“Ini inisiatif yang bagus, bagian dari kolaborasi pentahelik, kalau tidak dikawal, jaminan kualitas, mutu berkaitan dengan ketersediaan ini bisa menjadi ancaman, ini tantangan vaksinasi,” katanya.