Berinvestasi pada Anak Lewat Mendongeng
Menurut dia, dongeng sudah bisa dibiasakan sejak anak masih di dalam kandungan. Para bunda bisa mengajak si kecil di dalam perut berbicara. Tentu, kebiasaan tersebut kudu dilanjutkan saat si anak lahir.
Lantaran setiap hari mendengarkan cerita dari ayah dan bunda, kosakata anak tentu bertambah. Dengan berdiskusi tentang isi cerita, anak diajak memberikan pendapat. Hal itu pasti juga merangsang pola pikir kritis anak dan melatih logika berpikirnya. Yang tak tertinggal, unsur kreativitas dan imajinasi anak terangsang.
’’Kadang kita tidak menyadari betapa besar manfaatnya. Mendongeng itu investasi jangka panjang. Ia terbawa hingga proses tumbuh kembang anak,’’ urai perempuan yang akrab disapa Lizzie tersebut.
Melatih kreativitas dan menggali imajinasi anak bisa dilakukan dengan memintanya bercerita. Jadi, bukan hanya orang tua yang membacakan cerita, mintalah si kecil yang bercerita. Dia bisa mengarang sendiri karakternya. ’’Berikan dia tantangan. Besok giliran Adik ya yang cerita. Misalnya, bikin karakter si janggut panjang, sifatnya suka menolong, siapa saja yang ditolong, minta si kecil melanjutkan ceritanya,’’ ujar Lizzie. Untuk merangsang memori anak, lakukan pengulangan terus-menerus.
Karena pada usia batita anak belum memiliki konsep abstrak, orang tua bisa menggunakan media bantuan. Misalnya, buku cerita bergambar atau boneka. Selanjutnya, orang tua bisa ikut mengasah kreativitas dengan memanfaatkan peranti bercerita buatan sendiri atau yang ada di sekitar rumah. (nor/c5/dos)