Berita Terbaru kasus Waketum FPI Didemo Ormas di Bandara
jpnn.com, TARAKAN - Aksi massa menggelar unjuk rasa di Bandara Juwata, Kaltara, menolak kehadiran Wakil Ketua Umum FPI (Front Pembela Islam) Habib Ja'far Shodiq yang hendak menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) FPI di Kota Tarakan, Sabtu (14/7).
Habib Ja’far Shodiq dan dua petinggi FPI pun akhirnya balik ke Jakarta, setelah dilakukan negosiasi berjam-jam.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara Norhayati Andris menyebut aksi unjuk rasa penolakan FPI merupakan bukti kecintaan terhadap tanah air.
“Kami tidak menolak siapa-siapa, karena ini NKRI. Dan kami juga melihat dari kegiatan saudara-saudara kita seperti FPI itu sangat bagus sekali. Akan tetapi, sangat disayangkan terkadang ada beberapa oknum yang menggunakan atribut FPI dengan kekuatan yang ada untuk menakut-nakuti,” ujar Norhayati.\, seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Menurut Norhayati, Kaltara yang merupakan provinsi termuda, sudah dalam kondisi damai dan tenang. “Di Kaltara ini sudah sangat bagus persaudaraan kita, baik itu antar suku, sudah baik sekali. Kita sangat menghargai siapa pun dan organisasi mana pun itu. Dan apa yang terjadi hari ini adalah aspirasi dari masyarakat untuk menjaga wilayahnya dari keributan,” ujarnya.
Yang dikhawatirkan Norhayati, Kaltara yang masih seumur jagung pecah karena bibit-bibit pemecah belah di tengah masyarakat. “Kedengarannya akan di bentuk FPI. Kalau bagi kami silakan saja itu sah-sah saja. Akan tetapi bagi masyarakat Kaltara khusus Tarakan inilah bentuk dari aspirasi mereka tidak menginginkan organisasi ini ada di sini,” tegasnya.
Komandan LPADKT Tarakan Markus meminta para pihak yang ingin FPI dibentuk di Tarakan agar dipertimbangkan kembali.
“Setahu kami, rekam jejak FPI ini di beberapa wilayah sudah membawa keresahan. Hingga keberadaannya juga membuat warga Tarakan takut. Sehingga pertimbangan inilah yang membuat kami untuk menghalangi ormas ini untuk hadir di Tarakan,” ujarnya.