Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Berkebutuhan Khusus, Remaja Pembunuh Ini Tetap Harus Dipidana

Jumat, 14 Oktober 2016 – 08:30 WIB
Berkebutuhan Khusus, Remaja Pembunuh Ini Tetap Harus Dipidana - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

Menurut data assessment dari psikolog, AR memiliki hambatan pada perilaku. Emosinya juga meledak-ledak.

Di SDN Klampis 1, AR merupakan siswa pindahan dari salah satu sekolah di Kota Mamuju, Sulawesi Barat.

AR baru masuk sebagai siswa SDN Klampis 1 saat kelas III.

"Waktu mendaftar, yang mengantarkannya bukan orang tua, melainkan nenek dan saudaranya," tuturnya.

Dadang mengungkapkan, selama menjadi siswa, AR memang terlihat superior. Sebab, AR memiliki

postur yang lebih tinggi daripada teman sekelasnya. Itu yang membuat AR cukup disegani siswa lainnya.

"Anaknya memang tinggi, besar, putih, dan ganteng," katanya kepada Jawa Pos kemarin (13/10).

Selama di sekolah, Dadang menyatakan bahwa AR memang beberapa kali terlibat pertengkaran dengan siswa lain.

Meski sudah dilerai, terkadang AR tetap bertengkar kembali jika ada kesempatan. AR akan terus membalas orang yang pernah menyakitinya.

"Sikapnya bisa dikatakan memang pendendam," ungkapnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Bina Gunawan Silitonga mengatakan bahwa AR merupakan anak sulung di antara tiga bersaudara. Sejak kecil dia kerap mengalami kekerasan fisik dari sang ayah. Dipukul, ditendang, dimaki, hingga dikurung di dalam kamar menjadi makanan sehari-hari AR sejak kecil.

Hal tersebut ditambah dengan perceraian ayah dan ibunya. Sejak orang tuanya berpisah, AR hidup bersama neneknya di daerah Keputih Gang 1. ''Tidak ada yang membimbing. Dia tumbuh jadi sosok pendiam yang menyimpan dendam,'' jelasnya.

Shinto menyatakan sempat kaget dengan kesadisan AR ketika menghabisi Kadek. Dalam rekonstruksi yang telah digelar polisi di lahan kosong Jalan Kertajaya Indah Regency terungkap bahwa AR tetap menyiksa korban meski sudah tewas.

 ''Tetap diinjak, disiksa mayatnya. Sadis benar,'' katanya.

Bahkan, saking tidak percayanya, berkali-kali Shinto mengulang pertanyaan yang sama kepada AR. Yakni, apakah AR yakin bahwa korban sudah tewas saat diinjak-injak dan disiksa olehnya. ''Jawabannya yakin. Saya kaget, umur 17 tahun sudah punya sifat sadis seperti itu. Pasti ada sesuatu yang salah dengan psikisnya,'' terang Shinto.

Karena itu, Shinto tidak sabar menunggu hasil tes kejiwaan dari Polda Jatim terhadap AR. Rencananya, hasil tes kejiwaan AR diterima polisi besok. ''Tapi, hanya lisan hasilnya. Data tertulis sebulan lagi baru terbit,'' lanjutnya.(may/rid/elo/c20/c7/git/flo/jpnn)
 

SURABAYA –Jaksa Kejaksaan Negeri Surabaya memastikan akan tetap menghukum  AR, tersangka pembunuhan Ni Made Prabawanti Gowinda Dewadatta

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close