Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bermula Dari Gagasan Besar Soekarno

Kamis, 20 Agustus 2015 – 12:12 WIB
Bermula Dari Gagasan Besar Soekarno - JPNN.COM
Fahri Hamzah. Foto: dok.JPNN

Selain kapasitasnya yang sempit tak mampu lagi menampung tamu undangan yang kian banyak, gedung itu juga sudah tua di atas 50 tahun. Jadi sebaiknya dijadikan museum parlemen.

“Berdasarkan UU, gedung ini sudah menjadi cagar budaya. Karena sudah jadi gedung cagar budaya, tentu tidak layak jika diperlakukan dengan cara lama, yaitu dibebankan sebagai tempat rapat-rapat politik anggota dewan. Kami ingin agar gedung tua ini dijadikan museum,” ungkap Fahri.

Fahri ingin mendudukkan persepsi publik pada tempatnya bahwa gedung ini peruntukkan dasarnya bukan gedung parlemen. Untuk itu, DPR ingin membangun konsep parlemen modern dengan membangun gedung parlemen yang lebih layak dan terpadu. Saatnya nanti, kata Fahri, Presiden terpilih dilantik di muka gedung kura-kura, tepat di atas tangga, tidak di dalam gedung yang sempit lagi.

“Kami sedang mengusulkan dengan pihak istana, agar nanti pidato pelantikan Presiden jangan di dalam gedung, karena terbatas daya tampungnya. Presiden pidato di halaman DPR, di atas tangga gedung. Di situlah Presiden berpidato pertama kali kepada rakyat Indonesia, sehingga yang datang bisa ratusan ribu dari Sabang sampai Merauke. Dan rakyat juga bisa melihat langsung penampilan presidennya yang gagah saat berpidato.”

Dijelaskan Fahri, ada tujuh tahap proyek pembangunan komplek parlemen. Tahap pertama, membangun alun-alun demokrasi. Filosofisnya, DPR adalah pusat aspirasi publik. Di alun-alun itulah nantinya masyarakat bisa menyuarakan langsung aspirasinya. DPR memfasilitasi aksi demonstrasi di tempat yang layak dan tidak mengganggu kepentingan publik. Lokasinya berada di sisi kanan gedung yang kini menjadi tempat olahraga (jantung sehat).

Tahap kedua, membangun museum. Gedung CONEFO atau kura-kura dijadikan pusat museum parlemen. Di dalamnya ada perjalanan sejarah parlemen Indonesia sejak kali pertama berdiri di era kolonial dengan nama Volksraad (Dewan Rakyat). Lalu ada parlemen di era awal kemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Orde Reformasi. Bahkan, lengkap dengan perjalanan sejarah DPRD dan DPD RI.

Tahap ketiga, membangun perpustakaan yang konprehensif. Di dalamnya ada literatur berupa buku-buku, media massa, dan lain-lain yang terkoleksi dengan baik sebagai bahan referensi kajian dan data.

Tahap keempat, membangun sistem akses. Jalan masuk ke kawasan komplek parlemen akan dibenahi, termasuk pusat layanan pengunjung. Ini untuk memudahkan para tamu dan pengunjung yang ingin ke parlemen.

JAKARTA - Konsep kawasan gedung parlemen yang ada sekarang sebetulnya berawal dari gagasan besar Presiden RI pertama Soekarno, tahun 1965. Ketika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA