Berpamitan untuk Selamanya
Kamis, 08 Oktober 2009 – 10:32 WIB
Bencana alam gempa bumi yang mengoyak ranah minang terus menyisakan cerita-cerita pedih. Kali ini, giliran Ungku Kutar seorang kakek yang sedih ditinggal cucu semata wayangnya Moran untuk selamanya.Ia menyesali, mengapa waktu itu tidak mencegah kepergian Moran, beberapa saat setelah gempa mengoyak bumi.
Ungku Kutar, tak henti mengusap tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya. Cucu semata wayangnya terbujur kaku di halaman rumahnya. Warga Nagari Sikacua, V Koto Timur, Padangpariaman ini seakan menyesali diri sendiri, mengapa Moran cucunya dibiarkan pergi begitu saja. Seandainya ia berupaya mencegah kepergian Moran, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.
Sore itu Moran, cucu Ungku pamit akan pergi jauh bersama keluarga egi. Egi adalah teman sepermainan Moran. Sambil mengayuhkan sepedanya, Moran berteriak "Kek, kami mau pergi jauh bersama keluarga Egi," teriaknya. Ungku memang tidak menanggapi celotehan Moran dengan serius. Ia hanya sempat bertanya balik, "Moran mau pergi jauh kemana?"