Bersama Hadapi Korona, Bersama Bangkitkan Bangsa
Pada masa yang sulit ini, gotong royong pembelajaran di masa pandemi dijalankan agar masyarakat terus mendapatkan akses terhadap pendidikan.
Mulai dari program Belajar dari Rumah (BDR) yang tayang di TVRI, penyediaan materi belajar cetak, optimalisasi pemanfaatan aplikasi Rumah Belajar, penyusunan modul belajar sesuai kurikulum dalam kondisi khusus, sampai kebijakan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemi.
Semua itu dijalankan agar kemampuan literasi, numerasi, penguatan karakter, dan wawasan kebudayaan tetap dapat ditingkatkan meski dalam situasi yang sangatlah sulit ini.
M. Ariq Rizki, siswa kelas 8 di SMP BIBS Cimahi misalnya, mengaku terbantu dengan tayangan BDR. Ia menyukai program bertajuk Mantul atau Matematika Manfaat Betul, karena matematika adalah pelajaran favoritnya.
Ia juga mengaku menyukai kegiatan belajar di rumah karena berada dalam jangkauan orang tua dan dekat dengan keluarga.
Untuk membantu meringankan beban sekolah saat pandemi, kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD), dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (BOP Kesetaraan) dilakukan.
Melalui relaksasi tersebut, selain fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, pemanfaatan dana operasional juga diberikan tidak hanya bagi sekolah negeri, tetapi juga bagi sekolah swasta. Dana operasional tersebut antara lain dapat digunakan untuk pembelian kuota data, pulsa, pembiayaan layanan pendidikan daring berbayar, alat kesehatan dan penunjang kebersihan bagi guru dan murid.
Kepala SMA Negeri 8 Bandung, Suryana mengapresiasi kebijakan tersebut. Sekolahnya sudah memetakan apa yang menjadi kebutuhan prioritas dan siap bertanggung jawab atas segala keputusan berkaitan dengan penggunaan dana BOS.
“Dana BOS triwulan 1 sudah digunakan untuk pembelian hand sanitizer dan disinfektan. Pembeliannya sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tidak berlebihan,” katanya.