Bersitegang dengan Bupati Tapteng, Gubernur Sumut Singgung Soal Anak Durhaka
jpnn.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi akhirnya angkat bicara terkait kurang harmonisnya hubungannya dengan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Edy mengibaratkan dirinya sebagai bapak dari para pimpinan di kabupaten kota, yang sejatinya harus dipatuhi.
Ini terkait bantahan Bakhtiar atas komentar mantan Ketua Umum PSSI itu yang menyebut Bakhtiar tak sayang rakyat Tapteng.
“Saya kan bapaknya. Kalau anak, melawan bapaknya, berarti durhaka. Saya katakan kalau orang tua dilawan anaknya, berarti anaknya durhaka,” tegasnya usai mengikuti Apel Kesiapsiagaan Natal dan Tahun Baru, di Lapangan Benteng Medan, Kamis (19/12) pagi.
Edy menyebut, semua kepala daerah harus serius membangun daerahnya. “Ini untuk membangun Sumut. Bukan untuk lawak-lawak,” tandasnya.
Kasus ini berawal saat Edy ingin jadi Gubernur Sumut tahun 2018 dan kampanye bersama relawan ke Tapteng. “Begitu saya masuk ke sana, orang miskin semua. Enggak jadi saya kampanye,” kata Edy di Aula Raja Inal Siregar kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Selasa (17/12).
Edy pun lantas menyinggung kinerja Bakhtiar. “Akhirnya saya sekarang mau balik ke Tapanuli Tengah sana, eh bupatinya begitu. Tak cocok jadi bupati, gimana tak miskin rakyatnya? Tak ada sayangnya sama rakyat, kok ia jadi pemimpin?” tukasnya.
“Memang saya tidak mau bantu bupati selama bupatinya dia (Bakhtiar), karena dia tidak sayang sama rakyat, saya akan turun langsung tanpa Bupati,” ujar Edy kepada wartawan di aula rumah dinas, Medan, Rabu (18/12).