Bertikai dengan Walikota, Wakil Walikota Siap Pertumpahan Darah
Koni juga menyatakan bahwa dia sudah ditawarkan Rp1 miliar dan diajak Hulman kembali berpasangan. Namun, Koni mengaku tidak mau menerima uang Rp1 miliar tersebut. Dia juga mengaku bahwa yang telah dihabiskannya untuk kepentingan Pilkada 2010 lalu pun sudah lebih dari Rp1 miliar. "Mengenai menjadi pasangan Hulman, dibayarnya pun saya tidak mau lagi," katanya.
Selain itu, ketidakmauannya menajdi pasangan Hulman karena selama menjadi wakil walikota selama 4 tahun, ia merasa tersakiti, tertindas dan teraniaya. Namun dia tetap menahan diri.
"Tapi untuk kali ini tidak. Ini tanah warisan. Kami menang, tapi saya malah rugi dan harus menjual tanah pula. Kalau kalah, bisa saja seperti itu," tegasnya.
Dia mengaku, selama mendampingi Hulman, ia selalu dikucilkan dan ditinggalkan, sepeser pun rezeki tidak pernah dibagi kepadanya.
Dalam kepemimpinan Hulman, dia mengaku tak pernah sekalipun bermaksud melengserkan Hulman dari kursi walikota, namun dia merasa Hulman yang menganggapnya sebagai musuh, dengan tudingan memobilisasi persoalan-persoalan yang menyangkut Hulman, seperti ijazah palsu.
"Padahal saya tidak pernah terpikir dan berniat tentang hal itu dan tidak pernah sama sekali melakukan itu," ujarnya.
Ditanya apakah ada unsur politis hingga dia membongkar persoalan ini ke publik, Koni menampiknya. Dia mengatakan bahwa tanah tersebut memang harus kembali kepadanya. (mag-01/aar)