Betapa Dahsyatnya Ekonomi Labbaik
Senin, 05 Januari 2009 – 12:33 WIB
Jika DAU kian gemuk, dan semakin banyak Boeing atau Air Bus dibeli, suatu ketika Garuda terbang sendirian ke Mekah. Tak perlu joint dengan maskapai Arab Saudi, yang berbanding 49-51, dan Saudi lebih banyak, sehingga laba menjadi terbagi.
Tengoklah, “Tabungan Haji” (sejenis DAU) di Malaysia sudah melakukan diversifikasi usaha, termasuk membuka kebun sawit yang luas di Riau. Dana itu tak dibiarkan “tidur” malah beranak-pinak dengan cara-cara yang halal, tentu saja berasas transparan, dan akuntabel.
Tampaknya gagasan bagus itu perlu dinegosiasikan kepada Menteri Agama, Meneg BUMN, Menteri Keuangan maupun menteri terkait lainnya. “Duit tidur” itu tak mustahil “tergerogoti” seperti kisah-kisah yang pernah terjadi dan berujung menjadi kasus korupsi di meja hijau.
Lebih dari itu, ekonomi labbaik itu tampaknya tak terpengaruh dengan krisis keuangan global yang mencekam dunia dewasa ini. Jadi, mengapa DAU itu tak dikelola dan duitnya diputarkan, sebuah terobosan inovatif di masa depan? ***