Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah

Senin, 06 Mei 2013 – 07:35 WIB
BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah - JPNN.COM
Data kurs tengah BI menunjukkan, pada Jumat lalu (3/5) rupiah sebenarnya sempat menguat ke level Rp 9.721 per USD. Namun, terjadi pelemahan di akhir sesi perdagangan sehingga akhirnya ditutup di posisi Rp 9.740 per USD, melemah 12 basis poin dibanding penutupan Kamis (2/5) yang di posisi Rp 9.728 per USD.

Bagaimana tren rupiah ke depan? Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa memiliki pandangan menarik. Menurut dia, saat ini terdapat banyak faktor yang menekan nilai tukar rupiah. Namun, dia optimistis bahwa secara fundamental, rupiah masih cukup kuat. "Kami punya riset komprehensif bahwa rupiah akan menguat hingga ke level terkuat 9.059 atau rata-rata Rp 9.185 (per USD) pada tahun ini," ujarnya.

Purbaya mengakui, beberapa faktor yang menekan rupiah saat ini adalah sentimen negatif terhadap memburuknya neraca pembayaran, khususnya current account atau neraca berjalan akibat perlambatan ekspor dan tumbuhnya impor. "Selain itu, intervensi dari BI kurang memadai sehingga rupiah terus turun," katanya.

Menurut Purbaya, sejak Juni 2012 nilai tukar rupiah mulai undervalued atau berada di bawah nilai fundamentalnya. Pada periode Juni 2012 realisasi nilai tukar rupiah berada di level Rp 9.480 per USD. Padahal, nilai fundamentalnya di kisaran Rp 9.292 per USD.

Lalu, pada September 2012 nilai tukar rupiah melemah ke Rp 9.588 per USD, jauh dari nilai fundamentalnya Rp 9.197 per USD. Pada November 2012 realisasi nilai tukar Rp 9.605 per USD dan nilai fundamental Rp 9.303 per USD. "Pada Januari hingga awal Februari (2013) juga masih undervalued," ucapnya.

JAKARTA--Selain di pasar saham, penurunan outlook atau prospek utang Indonesia oleh Standard and Poor"s (S&P) juga telah mengguyurkan sentimen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA