BI Beri Sinyal Intervensi Rupiah
Senin, 06 Mei 2013 – 07:35 WIB
Bagaimana tren rupiah ke depan? Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa memiliki pandangan menarik. Menurut dia, saat ini terdapat banyak faktor yang menekan nilai tukar rupiah. Namun, dia optimistis bahwa secara fundamental, rupiah masih cukup kuat. "Kami punya riset komprehensif bahwa rupiah akan menguat hingga ke level terkuat 9.059 atau rata-rata Rp 9.185 (per USD) pada tahun ini," ujarnya.
Purbaya mengakui, beberapa faktor yang menekan rupiah saat ini adalah sentimen negatif terhadap memburuknya neraca pembayaran, khususnya current account atau neraca berjalan akibat perlambatan ekspor dan tumbuhnya impor. "Selain itu, intervensi dari BI kurang memadai sehingga rupiah terus turun," katanya.
Menurut Purbaya, sejak Juni 2012 nilai tukar rupiah mulai undervalued atau berada di bawah nilai fundamentalnya. Pada periode Juni 2012 realisasi nilai tukar rupiah berada di level Rp 9.480 per USD. Padahal, nilai fundamentalnya di kisaran Rp 9.292 per USD.
Lalu, pada September 2012 nilai tukar rupiah melemah ke Rp 9.588 per USD, jauh dari nilai fundamentalnya Rp 9.197 per USD. Pada November 2012 realisasi nilai tukar Rp 9.605 per USD dan nilai fundamental Rp 9.303 per USD. "Pada Januari hingga awal Februari (2013) juga masih undervalued," ucapnya.