Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Biasanya Moreira Suka Usil, Jelang Dieksekusi Teriak-teriak

Gularte Sering Membenturkan Kepala ke Tembok

Senin, 19 Januari 2015 – 14:58 WIB
Biasanya Moreira Suka Usil, Jelang Dieksekusi Teriak-teriak - JPNN.COM
UPAYA TERAKHIR : Pengacara Utomo Karim (kanan) bersama asisten Dhimaz di depan Lapas Besi Nusakambangan, persinggahan terakhir napi sebelum dieksekusi Minggu (18/1). Foto: Ilham Dwi/Jawa Pos

’’Untuk bicara dengan Moreira nanti bisa di Lapas Besi. Untuk bicara dengan Gularte, silakan ke Lapas Pasir Putih. Kami mengusahakan kepala lapas bisa mengizinkan bertemu dengan Gularte,’’ kata Jeffri kepada Utomo.

Tidak ingin membuang waktu, rombongan Kedubes Brasil meluncur ke Lapas Pasir Putih. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari Lapas Besi. Lapas Pasir Putih merupakan lapas yang posisinya di ujung Pulau Nusakambangan. Dalam perjalan itu, kami kembali melewati hutan belantara.

Lapas Pasir Putih terlihat lebih besar dari Lapas Besi. Di samping bangunan lapas terdapat pagar besi setinggi lebih dari 20 meter. Pagar itu begitu panjang, sampai tidak terlihat ujungnya. Kepala Lapas Pasir Putih Hendra Eka Putranto menyambut kami.

Lelaki bertubuh gempal itu begitu ramah. Dia meminta kami menunggu di ruang kerjanya. ’’Saya mohon maaf. Kita harus menunggu sampai semua napi masuk sel, baru keluarkan Moreira,’’ ujarnya.

Beberapa saat dia menceritakan kondisi Moreira yang belum mengetahui adanya eksekusi tersebut. Beberapa hari lalu Moreira sempat mengobrol dengan Hendra. Moreira yang sudah cukup fasih berbahasa Indonesia mengatakan bahwa orang dari Kedubes Brasil akan datang. ’’Ya, saat itu dia sering mengulang-ulang cerita bahwa orang kedubes akan datang,’’ tuturnya.

Moreira, lanjut dia, merupakan salah seorang terpidana yang membuat suasana Lapas Pasir Putih lebih ceria. Di lapas itu terdapat lapangan tenis. Para penghuni sering bermain tenis, termasuk Moreira.

Saat menunggu giliran bermain, Moreira sering jahil. Kadang dia melemparkan banyak bola tenis ke lapangan. ’’Tentu saja, penghuni yang sedang bermain kebingungan. Saat itu biasanya Moreira ngeloyor pergi,’’ beber Hendra.

Menurut Hendra, Moreira sudah dianggap sebagai kawan. Dia merasa kehilangan ketika mendengar kabar Moreira akan dieksekusi. ’’Saya kasihan, kenapa harus begini. Tapi, apa mau dikata, kami tentu harus melaksanakan tugas,’’ ujarnya, lalu terdiam.

PENJAGAAN Pulau Nusakambangan cukup ketat menjelang pelaksanaan eksekusi lima terpidana mati, Minggu dini hari. Namun, Jawa Pos berhasil masuk di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close