Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bidik Potensi Pertanian Sultra, Kementan Pacu Ekspor dan Investasi

Kamis, 19 September 2019 – 16:17 WIB
Bidik Potensi Pertanian Sultra, Kementan Pacu Ekspor dan Investasi - JPNN.COM
Kepala Barantan Ali Jamil saat lakukan kunjungan kerja di tempat lain pemeriksaan karantina di gudang PT Kala Kakao Indonesia, Kendari, Kamis (19/9). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melakukan langkah percepatan pacu ekspor komoditas pertanian asal Sulawesi Tenggara (Sultra). Pembangunan pertanian yang dilakukan bersama-sama dengan pemerintah daerah telah membuahkan hasil.

Berdasarkan data IQFAST di Karantina Pertanian Kendari di tahun 2018 tercatat lalu lintas domestik 8 produk pertanian asal Sultra dengan total 1,9 juta ton. Komoditas tersebut masing-masing beras 27,3 ribu ton, kakao 990,6 ton, jahe 65,5 ton, lada 839,2 ton, cengkeh 3,04 ribu ton, 3,9 ribu ton, 45,04 ribu ton dan kacang mede 4,5 ribu ton.

Saat ini hampir seluruh eksportasi produk, kecuali kakao dilakukan tidak langsung, namun melalui Surabaya dan Makassar. Ini menjadi perhatian baik bagi pemda maupun pemerintah pusat. "Harusnya semua produk pertanian asal Sultra dapat mencontoh kakao disini. Selain diolah lebih dulu juga diekspor langsung," kata Kepala Barantan Ali Jamil saat lakukan kunjungan kerja di tempat lain pemeriksaan karantina di gudang PT Kala Kakao Indonesia, Kendari, Kamis (19/9).

Jamil mengapresiasi pelaku usaha yang telah mampu mengekspor produk pertanian dalam bentuk jadi. Menurutnya ini akan memberi dampak baik bagi petani mampun masyarakat lain dengan penyerapan tenaga kerja. "Terlebih untuk pasar ekspor, harapannya petani juga mendapatkan manfaat dengan dapat harga jual yang lebih tinggi," tambahnya.

Menurut PT KKI, kakao yang diolah berasal dari petani di Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur, Konawe Selatan, Konawe dan Bombana. Kakao diolah menjadi kakao butter, kakao cake dan kakao powder. Semenjak tahun 2016 pihaknya telah dapat mengekspor ke Belanda, Jerman dan Spanyol.

Layanan karantina pertanian di Kendari telah menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor. Tercatat untuk periode Januari hingga September 2019 sebanyak 320 ton produk PT KKI ini telah diekspor. "Kami juga lakukan pemeriksaan karantina di gudang pemilik agar bisa mempercepat arus barang dipelabuhan," jelas Jamil.

Hal ini sesuai instruksi Menteri Pertanian, ekspor dan investasi yang menjadi fokus pembangunan pertanian kedepan. Ini yang akan terus kita lakukan percepatan layanan sekaligus promosi potensi agar dapat menarik investor. Baik dibidang budidaya maupun olahan.

Layanan Klinik bagi Eksportir dan Investor

Badan Karantina Pertanian (Barantan) melakukan langkah percepatan pacu ekspor komoditas pertanian asal Sulawesi Tenggara (Sultra).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News