Bisnis Properti Diyakini Tumbuh di Kuartal Ketiga
jpnn.com, SURABAYA - Kondisi ekonomi yang masih lesu membawa dampak terhadap bisnis properti. Salah satu indikatornya terlihat pada pertumbuhan pasar properti sepanjang kuartal I tahun 2017 ini di Jawa Timur yang cendrung stagnan dan berdampak pada tingginya backlog.
“Hingga saat ini angka backlog masih tercapai 11.200 unit, tentu angka ini masih sangat tinggi dan hampir sama dengan backlog di tahun 2016 kemarin,” ujar Sekretaris Jenderal DPP Real Estate Indonesia (REI), Totok Lusida seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Senin (22/5).
Indikator lainnya juga terlihat banyaknya pengembang yang cenderung menahan pembangunan.
Pasalnya, konsumen cenderung menahan pembelian properti di tiga bulan pertama awal tahun 2017 ini.
“Itu karena pertumbuhan ekonomi yang juga belum membaik. Pertumbuhan ekonomi masih stagnan, yang berdampak pada pendapatan warga. Akhirnya konsumen lebih memilih menahan pembelian properti,” jelas mantan Ketua DPD REI Jtim itu.
Meski demikian, Totok optimistis bisnis properti bakal terkerek tumbuh di kuartal III mendatang.
Hal itu tercermin dengan adanya gelontoran dana tax amnesty yang mulai digunakan.
“Kuartal III nanti dana tax amnesty yang cair dimanfaatkan pemerintah untuk membangun infrasatruktur. Sementara bisnis yang menggiurkan untuk dimasuki adalah sektor properti,” katanya.
Karena itu, ia yakin pada kuartal III bisnis properti bisa tumbuh hingga 15 persen. Salah satu yang menjadi backbone adalah penjualan hunian vertikal yang lebih dilirik.