Black Lives Matter Memicu Kesadaran Soal Penindasan Australia terhadap Warga Aborigin
Patung tokoh kolonialis asal Inggris, Kapten James Cook dan Lachlan Macquarie di Sydney, beberapa waktu belakangan telah menjadi target vandalisme, terutama saat perayaan Hari Australia, atau Australia Day, yaitu hari ketika tokoh tersebut mendarat di Australia.
Dengan momentum gerakan Black Lives Matter (BLM) belakangan ini, patung-patung tokoh kolonial seperti Kapten Cook telah menjadi target perusakan di Australia.
Aksi demonstrasi BLM di berbagai negara kini membangkitkan kesadaran orang mengenai keberadaan patung dan tugu para kolonialis yang dinilai mengabaikan kekejaman dan ketidakadilan dari masa silam.
Patung mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill di London misalnya, ditutupi pelindung pekan lalu agar tidak dirusak, sementara di Amerika Serikat, sejumlah patung Jenderal Robert E Lee telah dipindahkan.
Di Australia, langkah semacam ini memicu kontroversi. kepala negara bagian New South Wales, Premier Gladys Berejiklian bahkan mempertimbangkan untuk membuat undang-undang khusus untuk melindungi patung dan monumen tokoh-tokoh kulit putih tersebut.
Langkah ini dia pertimbangkan setelah patung kedua Kapten Cook dirusak di Sydney pekan lalu.
Patung berusia lebih 100 tahun dan terletak di persimpangan Belmore Road dan Avoca Street di daerah Randwick, Sydney, disemprot cat namun kini telah dibersihkan.
Sebelumnya, seorang staf anggota DPR dari Partai Hijau telah dijadikan tersangka karena mengotori patung Kapten Cook lainnya di Hyde Park Sydney.