BLU Balai Kesehatan Penerbangan Bakal Gelar Seminar Risiko Inkapasitasi Sindroma Metabolik
jpnn.com, JAKARTA - Balai Layanan Umum (BLU) Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) memantapkan kesiapannya untuk menggelar seminar Risiko Inkapasitasi Personel Penerbangan Kondisi Sindroma Metabolik. Seminar ini diadakan untuk memberikan edukasi tentang kesehatan pada personel penerbangan.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 55 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Perhubungan, Balai Kesehatan Penerbangan mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan kesehatan personel penerbangan.
"Salah satu bentuk pemeliharaan kesehatan personel penerbangan adalah memberikan edukasi tentang kesehatan pada personel penerbangan," tutur Kepala BLU Balai Hatpen Sri Murani Ariningsih (Rindu) usai melakukan persiapan seminar tersebut di Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/9).
Menurut Rindu, kesehatan personel penerbangan merupakan nyawa untuk tetap melakukan profesi mereka masing-masing. Seperti diketahui, setiap enam bulan, pilot harus melakukan tes medis (medical examination) atau medex. Begitu pun personel lainnya, seperti awak kabin, Flight Operation Officer (FOO), Air Traffic Controller (ATC), dan personel penerbangan lainnya harus melakukan medex sesuai dengan peraturan penerbangan yang berlaku.
"Kami sebagai pembina di bidang kesehatan penerbangan secara berkesinambungan memberikan pengetahuan tentang kondisi berbagai gejala penyakit dan risikonya yang bisa jadi dialami personel penerbangan," kata Rindu.
Tujuan seminar adalah memberikan pengetahuan tentang kondisi sindroma metabolik bagi personel penerbangan. Bagaimana terjadinya inkapasitasi atau ketidakmampuan pada pelaksanaan tugas personel penerbangan yang diakibatkan adanya sindroma metabolik. Bagaimana pula cara pencegahan kondisi sindroma metabolik.
Sindroma metabolik adalah istilah kedokteran untuk menggambarkan kombinasi dari sejumlah kondisi, yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi), dan obesitas, yang dialami secara bersamaan.
Seseorang tidak dianggap mengalami sindroma metabolik apabila hanya menderita salah satu kondisi tersebut.