BNPT, KPK dan BNN Bersinergi Tangani Kejahatan Luar Biasa
Nantinya, kata Boy, kolaborasi ketiga lembaga akan fokus pada upaya pencegahan.
Berbicara mengenai kejahatan terorisme, Boy Rafli menjelaskan kemajuan teknologi berkontribusi dalam meningkatnya aktivitas terorisme.
Menurut dia, proses radikalisasi, perekrutan hingga pendanaan terorisme dapat dilakukan melalui internet. Fenomena ini melahirkan aktor tunggal atau lone-wolf dalam aksi terorisme seperti yang terjadi di Mabes Polri pada awal tahun 2021 lalu.
“Kelompok radikal sangat sadar dengan media sosial, mereka pun jadi sistematis karena didukung sumber pendanaan besar sehingga dengan uang itu mereka melakukan radikalisasi dan aksi terorisme," kata Boy Rafli.
Boy Rafli menambahkan kini tidak ada masyarakat yang imun dari radikalisme dan terorisme. Paham tersebut masuk ke tiap sendi negara ini, termasuk di lembaga negara, lembaga pendidikan, bahkan organisasi keagamaan.
Menurut dia, perlu ada penguatan nilai kebangsaan yang didukung oleh pemerintah dan masyarakat agar tercipta daya tangkal terhadap radikalisme dan terorisme.
Dalam webinar ini hadir Kepala BNN Komjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose, Ketua KPK Firli Bahuri, Gubernur Bali Wayan Koster serta Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra.(fri/jpnn)