Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bogor tak Dingin Lagi

Jumat, 30 Agustus 2013 – 07:40 WIB
Bogor tak Dingin Lagi - JPNN.COM

Pengamat Lingkungan Universitas Pakuan, Yossa Istiadi mengatakan cuaca saat ini merupakan standar dinamika alam. Hal ini,kata dia, adanya anomali pergeseran lingkungan pada setiap wilayah terutama wilayah tropis. ”Saat ini panasnya merata dan bisa mencapai 42 derajat celcius. Padahal suhu normal adalah 30 derajat celcius,”ujarnya.

Karena itu perlu dilakukan antisipasi, salah satunya mengurangi emisi kendaraan karena berdampak pula pada kesehatan. “Efek panas ini bisa menyebabkan demam berdarah dan Ispa. Karena semakin emisi naik maka udara semakin panas sehingga menyebabkan pantulan cahaya disekitarnya,”ungkap dosen Psikologi lingkungan ini.

Berdasarkan hasil pemantauan udara ambien roadside oleh Subbied Pemantauan pencemaran lingkungan BPLHD Jawa Barat pada tahun 2012, dari dua titik lokasi di Kota Bogor, untuk  parameter Partikel Debu (SPM)  berada di atas baku mutu yang diatur dalam PP 41 Tahun1999 yaitu  230 µg / m3ini, ditemukan masing-masing nilainya mencapai  444µg / m3dan 657 µg / m3.

Tingginya partikel debu ini sangat beresiko bagi kesehatan, sehingga bisa menyebabkan infeksi pernapasan akut (Ispa) iritasi kulit, mempengaruhi kecerdasan hingga meningkatnya timbal dalam darah.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan dan Penyakit Lingkungan (P3KL) pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr Eddy Darma,  pada bulan Agustus, Kota Bogor berada di kondisi cuaca yang cukup ekstrem dengan panasnya udara.  

Dari berbagai antisipasi dan potensi penyakit dalam kondisi seperti ini, masyarakat harus menyiapkan stamina dan fisik yang yang kuat, karena dehidrasi dan Ispa  biasanya menjadi penyakit yang sangat rentan menyerang masyarakat.

“Bulan ini, akan menjadi bulan yang berat, kita akan dihadapi dengan dehidrasi karena cuaca yang panas, sehingga masalah saluran pernapasan karena kondisi yang kering mengakibatkan debu sisa pembangunan semakin liar dan terkontiminasi dengan tubuh,” katanya kepada Radar Bogor.

Ia menuturkan, pengaruh cuaca ini sangat berdampak kepada tubuh manusia sehingga berimbas kepada gangguan pada sistem imun dan daya tahan tubuh. Di saat tubuh dalam keadaan belum stabil, maka sangat mudah virus untuk masuk ke dalam tubuh.

BOGOR--Suhu udara yang cukup panas melanda wilayah Bogor dan sekitarnya dalam beberapa hari ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA