Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bom Bangil: Nasi dan Tahu Masih Utuh

Sabtu, 07 Juli 2018 – 11:06 WIB
Bom Bangil: Nasi dan Tahu Masih Utuh - JPNN.COM
Bom Bangil: Tim Inafis Polri mengamankan barang bukti berupa tumpukan buku tentang jihad di rumah Anwardi di Pogar, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Kamis (5/7). Foto: Mokhamad Zubaidillah/Radar Bromo/JPNN.com

jpnn.com, PASURUAN - Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin memastikan bom Bangil, Pasuruan memiliki daya ledak rendah (low eksplosive).

Indikasinya, beberapa piring di lantai yang tak jauh dari lokasi kejadian masih utuh. "Ada piring dan makanan lainnya itu nggak tumpah. Biasanya kan kalau kena bom sampai melayang kemana-mana,” kata Machfud, Jumat (6/7) kemarin.

Polisi menyimpulkan, bahan bom tersebut mirip bom ikan. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan bondet. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menguatkan argumentasi itu dengan hasil penelitian laboratorium forensik (labfor). ”Hasil labfor udah keluar. Itu bom low explosive berjenis bom ikan,” jelasnya.

Sumber Jawa Pos menyebutkan, piring dan makanan yang dimaksud Machfud itu adalah menu makan siang keluarga terduga teroris itu. Di atas piring-piring itu, tersaji nasi, tahu, dan sambal. Letaknya tak jauh dari lokasi ledakan. Sekitar satu setengah meter. ”Nasi, sambel, semuanya utuh. Nggak ada yang terbalik,” ujarnya.

Namun, hidangan itu sudah tak bisa dimakan. Sebab ada serpihan debu dari plafon yang jebol dan juga pecahan kaca di sekitarnya. Sumber yang mewanti-wanti namanya agar tak disebutkan itu juga memperkirakan dengan detil detik-detik ledakan yang terjadi pada pukul 12.30 itu. Dugaan yang paling kuat mengarah pada anak terduga teroris yang tak sengaja bermain rangkaian bom itu.

Sejumlah paku dan gotri yang bercecer di lokasi kejadian menunjukkan adanya proses perakitan. Namun, belum sempurna. Pelaku menggunakan panci berukuran kecil sebagai wadah bom. Diameternya sekitar 20 cm. ”Rangkaiannya belum sempurna tapi sudah bisa meledak,” katanya.

Begitu sang anak tak sengaja menyentuhnya bom itu meledak. Kedua orangtuanya yang tak terluka diduga sedang jauh dari anak malang itu. ”Orang tuanya enggak luka to? Anak itu bermain di dalam tanpa pengawasan,” tutrunya.

Dari sejumlah temuan itu, muncul fakta penting. Yakni, kegiatan perakitan bom dilakukan secara terbuka. Masing-masing anggota keluarga saling mengetahui aktivitas terlarang itu. Bahkan, perakitannya dilakukan disamping hidangan makan siang.

Polisi menyimpulkan, bahan bom Bangil mirip bom ikan atau yang lebih dikenal dengan sebutan bondet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close