Boris Johnson Tumbang, Calon Penggantinya Tak Kalah Keras ke Rusia
jpnn.com, LONDON - Menteri Inggris Elizabeth (Liz) Truss mencalonkan diri untuk menjadi perdana menteri Inggris, menggantikan Boris Johnson.
Truss, yang telah mengampu pekerjaan sebagai menteri di sejumlah departemen pemerintah termasuk perdagangan, keadilan, dan keuangan, mengatakan dia akan memangkas pajak dan mempertahankan sikap keras Inggris terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kontes untuk kursi perdana menteri Inggris sekaligus digunakan untuk kepemimpinan Partai Konservatif yang berkuasa. Tujuannya adalah untuk menemukan pengganti Johnson pada September mendatang.
"Saya akan memimpin pemerintah yang berkomitmen pada prinsip-prinsip Konservatif inti: pajak rendah, pegangan kuat pada pengeluaran, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memberi orang kesempatan untuk mencapai apa pun yang ingin mereka capai," kata Truss dalam video kampanye, Senin (11/7).
Kompetisi untuk melaju menjadi perdana menteri dilakukan menyusul periode paling luar biasa dalam sejarah politik Inggris modern, ketika lebih dari 50 menteri pemerintah mundur karena serangkaian skandal yang menyoroti karakter dan integritas Johnson.
Keikutsertaan Truss dalam kompetisi menambah kandidat perdana menteri Inggris menjadi 11 orang, termasuk di antaranya mantan menteri keuangan Rishi Sunak, mantan menteri pertahanan Penny Mordaunt, jaksa agung Suella Braverman, ketua komite urusan luar negeri parlemen Tom Tugendhat, dan Menteri Transportasi Grant Shapps.
Isu pemotongan pajak dengan cepat menjadi pertempuran utama dalam persaingan dengan hampir semua kandidat berjanji untuk memotong pajak bisnis atau pribadi.
Menegaskan tawarannya kepada 200.000 anggota Partai Konservatif yang akan memutuskan hasil kontes, Truss mengatakan dia akan membalikkan kenaikan kontribusi Asuransi Nasional yang ditetapkan baru-baru ini dan mengisyaratkan pemotongan pajak perusahaan.