BPIP: Kurikulum Merdeka dan BTU Pancasila untuk Membangun Generasi Penerus Bangsa Berkarakter
jpnn.com, SURABAYA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D menjadi Keynote Speaker dalam Penguatan Jaringan Pendidik Pancasila melalui Penggunaan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/6).
“Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 menetapkan Pancasila sebagai muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan. Kegiatan Penguatan Jaringan Pendidik Pancasila ini adalah bagian dari tugas BPIP untuk mengarusutamakan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh bangsa Indonesia secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujar Yudian Wahyudi.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional tersebut menyatakan Pancasila merupakan muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan dalam rangka pengamalan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pendidikan merupakan medium yang efektif untuk mengarusutamakan Pancasila, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial. Implementasi BTU Pendidikan Pancasila adalah upaya strategis untuk mentransmisikan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan karakter mulia kepada generasi penerus bangsa,” ucap Yudian.
Terhitung sejak 21 Agustus 2023, Pemerintah melalui BPIP RI bersama Kemenko PMK dan Kemendikbudristek secara resmi telah meluncurkan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila.
“BTU Pendidikan Pancasila menggunakan model student-centered learning yang mendorong kreativitas, pola pikir kritis, dan sikap gotong-royong dalam meneladani Pancasila,” ujar ujar Kepala BPIP.
Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso juga berpandangan Pendidikan Pancasila bertujuan agar siswa berkarakter dan kompeten.
"Kita menghadapi tantangan minimnya pemahaman Pancasila dan kurangnya keterlibatan pendidik. Maka dari itu, para Guru akan menerima penguatan materi dan pemahaman buku teks untuk dipraktikkan di sekolah sehingga para pelajar sebagai generasi muda dapat melanjutkan harapan para pendiri bangsa,” ujar Prakoso.