BPOM Bekukan Izin Edar Empat Jenis Obat Ini
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny Lukito meminta masyarakat untuk hati-hati menggunakan obat dengan kandungan policresulen atau penggunaan obat lainnya.
Bagi masyarakat yang terbiasa menggunakan obat ini untuk mengatasi sariawan, bisa menggunakan obat pilihan lain yang mengandung benzydamine HCl, povidone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C.
"Bila sakit berlanjut, masyarakat bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker di sarana pelayanan kesehatan terdekat," ujar Penny, Jumat (16/2).
Dia mengimbau bagi profesional kesehatan yang menerima keluhan dari masyarakat terkait efek samping penggunaan obat dengan kandungan policresulen atau penggunaan obat lainnya, dapat melaporkan kepada BPOM RI melalui website: www.e-meso.pom.go.id.
BPOM RI juga mengajak masyarakat untuk selalu membaca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum digunakan, dan menyimpan obat tersebut dengan benar sesuai yang tertera pada kemasan.
"Ingat selalu CEK KLIK (Cek Kemasan, informasi pada Label, Izin Edar, Kedaluwarsa). Saya mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi isu-isu terkait obat dan makanan yang beredar melalui media sosial," ucapnya.
Berikut ini keempat produk obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat, yang dibekukan izin edarnya.
1. Albothyl; NIE: DTL8821600341A2; Pendaftar: PT. Pharos Indonesia lisensi dari Nycomed GmbH, Jerman; Produsen: PT. Pharos Indonesia