BPPSDMP Lakukan Penguatan Penyuluh Lewat Kostratani
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan penguatan kapasitas penyuluh melalui Kostratani.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyatakan, penguatan kapasitas penyuluh akan berbanding luruh dengan peningkatan produktivitas pertanian.
Menurut Dedi, negara maju di berbagai belahan dunia diawali oleh kemajuan di sektor pertanian. Syaratnya, kata dia adalah Indonesia harus memiliki penyuluh yang hebat didukung teknologi yang baik. Hal itu juga berlaku untuk Indonesia.
“Kalau kita ingin pertanian maju, kita benahi penyuluh dan petaninya, pengungkit terbesar produktivitas adalah petani dan penyuluh, bukan benih, pupuk ataupun alsintan. Untuk mencapai itu pemberdayaan penyuluh dimulai dari BPP di Kecamatan yang kita sebut dengan kostratani” kata dia dalam keterangan yang di terima, di Jakarta, Kamis (11/3).
Dedi menjelaskan, selama pendemi Covid-19 pertanian tetap bisa bertahan. Meski pemotongan anggaran dilaksanakan, dia berujar, PDB pertanian meningkat sampai 16 persen.
"Mengapa poduktivitas meningkat sedangkan pemotongan anggaran terjadi, itu karen petani dan penyuluh turun kelapangan. Petani, Penyuluh, Poktan, Gapoktan, KWT merupakan Pengungkit terbesar produktivitas pertanian” tutur Dedi.
Lebih lanjut Dedi menegaskan bukti keberhasilan penyuluh adalah produktivitas pertanian yang meningkat. Dia menyebutkan, penyuluh yang hebat adalah penyuluh yang berpikir bagaimana meningkat produktivitas hasil pertanian petaninya, mengendalikan hama, hasil pertanian bisa dipasarkan, dan menguntungkan petani.
"Sehingga produktivitas meningkat adalah bukti keberhasilan penyuluh," papar dia.