Brigjen Sukria Sebut Maraknya Peredaran Narkoba di Sumbar Dipicu Kondisi Ekonomi
Maka dari itu, dia meminta pemerintah daerah segera memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat, sehingga jumlah kurir atau pengedar narkoba di daerah itu dapat ditekan secara bersama-sama.
Dia juga mengharapkan dukungan semua pihak dan pemerintah daerah guna pemberantasan narkoba.
"BNN tidak bisa sendiri melakukan pencegahan ataupun penindakan peredaran narkoba di Ranah Minang ini," ujar Brigjen Sukria.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Djoinaldy menyebut saat ini sekitar 30 - 40 orang meninggal akibat pengaruh narkoba.
Selain itu, pengguna narkoba di Sumbar tidak hanya kalangan menengah ke atas, tetapi juga merambah masyarakat kalangan menengah ke bawah.
"Pelajar sekarang ini menjadi sasaran empuk," ucap Andy.
Oleh karena itu, dia menyebut Polda, BNN, Pemprov, DPRD Sumbar dan organisasi antinarkoba perlu berkolaborasi dan turun ke seluruh sekolah-sekolah guna menyosialisasikan dampak buruk narkoba.
Selain itu, sekitar 85 persen tahanan dan narapidana yang ada di Sumbar tersangkut kasus narkoba, sehingga mereka perlu mendapat rehabilitasi.
"Saat ini mereka yang ditahan sebagai pengguna, dan saat keluar sudah menjadi pengedar. Tentu perlu formula khusus dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba," ujar Djonaldy.(antara/jpnn)