Buaya, Ular Piton, Kobra, Bermunculan di Tengah Banjir Samarinda
Walau belum ada korban jiwa karena terlilit atau tergigit ular, kemunculan mereka lumayan meresahkan warga.
”Untungnya, anak-anak di sini sudah sering melihat ular. Mereka (anak-anak) biasanya langsung teriak dan lari kalau melihat ular,” ujar Hamidi, warga Jalan PM Noor, Samarinda Utara, yang turut menangkap seekor ular sanca Senin lalu.
Hamidi menuturkan, ular sanca sepanjang sekitar 3 meter yang ikut dia tangkap muncul dekat dengan rawa. ”Kami lihat ular itu juga baru saja memakan binatang. Bisa jadi ayam karena bagian perut ular itu besar,” kata Hamidi.
Kawasan tempat munculnya ular-ular itu selama banjir pun bervariasi. Ada yang di tengah jalan, di kompleks perumahan, hingga permukiman padat penduduk. Benang merah dari keseluruhan tempat-tempat itu adalah adanya rawa di sekitarnya.
Menurut Akmaludin, ketua Samarinda Animal Rescue (SAR), gabungan petugas Disdamkar Kota Samarinda, dan relawan pencinta binatang, mengatakan bahwa sanca mudah ditemukan di daerah rawa. Juga di tempat lembap lain.
”Ular itu sering sekali muncul di malam hari untuk mencari makan,” jelasnya.
Sejauh ini, dan selama menerima laporan keberadaan reptil liar buaya maupun ular, Akmaludin dan tim belum pernah menemukan kasus warga tergigit. ”Karena buaya maupun ular itu cepat sekali bersembunyi jika mendengar suara-suara seperti orang berjalan atau berlari,” terangnya.
Untuk buaya, yang muncul di saat banjir Samarinda umumnya adalah buaya peliharaan. Sebab, Samarinda bukan habitat binatang purba itu, Berbeda dengan Sangatta, Kutai Timur.