Budiman Sebut Dusta Ratna Terencana untuk Jurus Kampanye
jpnn.com, JAKARTA - Influencer Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) Budiman Sudjatmiko menuding kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno meniru model kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. Menurut Budiman, teknik kampanye bernama firehose of falsehood yang memanfaatkan kebohongan sebagai alat politik demi meraih simpati publik.
Budiman melihat pola itu awalnya dilakukan kubu Prabowo - Sandi melalui kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Menurut politikus PDI Perjuangan itu, teknik kampanye firehose of falsehood sudah dipraktikkan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur petahana harus dipenjara karena menyinggung Surah Al-Maidah ayat 51. Budiman melihat ada fenomena aneh dalam kasus Ahok.
"Kutipan potongan media itu bisa dipakai memobilisasi dukungan maupun sikap anti terhadap figur tertentu, waktu itu Ahok. Ternyata itu memang adalah kerja dari sebuah perusahaan Cambridge Analytica," kata Budiman di Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/10).
Budiman menyebut tekning propaganda Trump juga dibuat Cambridge Analytica. Perusahaan konsultan politik yang berpusat di London juga dituding mencuri data jutaan pengguna Facebook.
Sementara dalam kasus Ratna yang kini heboh, Budiman menduga aktivis yang juga seniman panggung itu dituntut oleh kubu Prabowo-Sandi untuk berbohong demi mengeksploitasi dan memanipulasi sifat emosional orang. Bahkan, Prabowo sempat bertemu Ratna sebelum calon presiden (capres) dari Koalisi Adil Makmur itu menggelar jumpa pers.
Prabowo yang didampingi Amien Rais saat jumpa pers menyebut Ratna telah dianiaya. Bahkan, mantan Danjen Kopassus itu menyebur penganiayaan terhadap Ratna merupakan tindakan pengecut.
Namun, hasil penyelidikan polisi menemukan hal berbeda. Sebab, Ratna lebam karena operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit kecantikan.