Bukti-bukti Kekerasan Aparat Saat Unjuk Rasa Omnibus Law Cipta Kerja
"Jika penggunaan tongkat dan peralatan sejenis tidak dapat dihindari, petugas penegak hukum harus secara jelas diperintahkan untuk menghindari terjadinya cedera serius dan tidak menyerang bagian tubuh yang vital."
Timpangnya kekuatan antara polisi dan pengunjuk rasa
Tiora Pretty Stephanie, staf divisi hukum Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), mengatakan bahwa "kekerasan yang dilakukan oleh aparat berada di luar asas proporsionalitas dan subsidiaritas".
"Ketika dalam pengadilan, kita diwajibkan oleh hakim untuk melihat apakah telah seimbang antara kepentingan yang dibela dan cara yang dipakai dan apakah memang tidak ada cara lain untuk membela kepentingan tersebut," katanya.
"Tapi dalam video, kita bisa lihat bahwa orang-orang yang telanjang tangan, tidak bawa apa-apa, malah dipukuli oleh polisi yang memakai peralatan selengkap itu ... jadi tidak proporsional, tidak seimbang."
Menurutnya, minimnya evaluasi dari penggunaan "kekuatan berlebihan" oleh aparat akan memicu terbentuknya sebuah pola kekerasan dalam mengendalikan massa di masa depan.
"Polisi akan melakukan hal yang sama ketika menangani aksi-aksi berikutnya karena tidak ada evaluasi atau semacam sanksi pada polisi yang melakukan tindakan berlebihan seperti itu," ujarnya.
Habiburokhman, anggota DPR RI Komisi III tidak membenarkan penggunaan kekerasan dalam pengendalian massa dalam unjuk rasa manapun.
Namun menurutnya, minimnya laporan dari para korban menghambat proses hukum yang seharusnya dilakukan.