Buku Kurikulum 2013 Belum Datang, Dana Bos Terkuras
jpnn.com - PURBALINGGA - Belum adanya kepastian datangnya buku ajar kurikulum tahun 2013 ke sekolah- sekolah dinilai memicu pemborosan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Pasalnya, hingga saat ini para guru menyikapi dengan menggandakan melalui fotokopi dari materi CD yang ada per bab atau tema dengan dana BOS itu. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Purbalingga, Tri Gunawan SH MH, Kamis (14/8).
Ia mengaku mendapatkan keluhan dari sekolah terkait biaya itu. Padahal sedianya dana sisa BOS itu bisa digunakan untuk kegiatan sekolah yang lain terkait peningkatan mutu pembelajaran siswa dan lainnya.
"Jelas akan semakin menguras dana BOS yang ada. Apalagi jika buku ajar tak kunjung tiba. Kami akui fotokopi itu juga atas saran dari pusat dan harus dijalankan. Namun disisi lain, lama -lama dana BOS tidak maksimal digunakan untuk hal lain yang sudah direncanakan sebelumnya," paparnya.
Pihaknya juga terus berupaya menanyakan kepastian kedatangan buku itu. Namun masih seperti sebelumnya, mendapatkan jawaban yang sama, yaitu sedang dipersiapkan. Padahal, semua sekolah sudah siap membayar semua sesuai pesanan melalui transfer.
"Kami sangat siap dan alokasikan dana BOS buku. Dengan catatan, semua sesuai spesifikasi yang kami minta dan saat dicek tidak ada kerusakan dan harus lengkap," tegasnya.
Ia juga mengatakan, meski besaran dana BOS per siswa sama, namun untuk sekolah dengan jumlah siswa sedikit, cukup prihatin. Karenanya, sebisa mungkin sekolah berupaya menghemat dengan cara yang tidak menganggu kegiatan belajar mengajar.
Kepala SMP Negeri 1 Bukateja, Wasis Sudiantoro menjelaskan, saat ini sudah menggandakan buku itu melalui sumber CD yang sudah diterima sekolah. Namun tidak semua siswa menerima materi itu.
"Kami masih mengfotokopi 20 saja. Setelah mengajar, guru menarik kembali bahan atau materi itu. Jika semua siswa diberi, dana BOS kita akan tersita ke sana. Harapan kami segera ada kepastian buku tiba di sekolah," ungkapnya. (amr)