Buku Putih Fahri Hamzah Ungkap Perkembangan Partai Gelora
jpnn.com, JAKARTA - Party Watch (Parwa) Institute menggelar kegiatan bedah Buku Putih: Kronik Daulat Rakyat Vs Daulat Parpol karya Fahri Hamzah. Kegiatan ini digelar di Rocketz Café, The Nyaman Hotel, Tebet, Jakarta.
Dalam kegiatan itu, Fahri selaku Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia menegaskan bahwa buku putih ini adalah buku terakhirnya ketika masih sebagai anggota DPR RI.
Menurut Fahri, buku putih itu ada maknanya dan pada akhirnya nanti yang dihadapi sebagai negara demokrasi adalah masa depan daulat rakyat di tengah kegagalan partai politik untuk mengindentifikasi perannya secara baik.
Dalam buku tersebut kental dengan pertengkaran antara politik dirinya dengan teman-teman di PKS yang melahirkan Gerakan Arah Baru Indonesia dan kemudian lahirnya Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Gelora.
“Alhamdulillah Gelora sudah ada di 34 Provinsi, 514 kabupaten kota lengkap dan April ini insyaallah 100 persen kecamatan sekitar 8000-an kecamatan, sekarang kita masuk desa," ujar Fahri dalam siaran persnya, Sabtu (1/5).
Mantan kader PKS ini menjelaskan kenapa harus ada buku putih tersebut, supaya masyarakat tahu dimana kita berada sekarang dalam sekian tahun berdemokrasi, dan mengejar mimpi kita dengan cara-cara demokratis, membangun negara demokratis dan menghendaki demokrasi menjadi platform dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Ke depan, kita harus membangun sistem partai politik yang sehat, modern dan terbuka menuju demokrasi Indonesia yang semakin dewasa," kata dia.
Pakar Hukum Tata Negara Indonesia Margarito Kamis menegaskan jika dicek baik-baik sejarah rule of law dan sejarah partai, tidak ada partai berdaulat, yang berdaulat itu adalah anggota karena bukan partai yang melahirkan orang-orang, tapi orang-oranglah yang melahirkan partai.