Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Buron ICC, Presiden Sudan Bebas Melenggang ke Tiongkok

Mampu Bertahan karena Strategi Minyak

Minggu, 03 Juli 2011 – 20:16 WIB
Buron ICC, Presiden Sudan Bebas Melenggang ke Tiongkok - JPNN.COM
Kendati demikian, ICC tidak mandul. Sejak berdiri sekitar sembilan tahun lalu, lembaga itu sudah berhasil menyeret beberapa tokoh lalim. Di antaranya, pemimpin negara-negara Balkan (Eropa), Rwanda, dan Sierra Leone (Afrika). Pemberangusan rezim Khmer Merah yang keji di Kamboja juga tak lepas dari peran aktif para pejabat ICC. Meski begitu, saat ini kasus pembantaian Khmer Merah (rezim Pol Pot) yang populer dengan julukan Killing Fields (Ladang Pembantaian) itu disidangkan di dalam negeri dengan gaya persidangan Nuremberg.

Tetapi, tidak semua negara memiliki kemauan dan tekad besar seperti Kamboja untuk menyidangkan sendiri kasus genosida seperti yang dilakukan Pol Pot dan para kroninya. Serbia adalah contohnya. Pemerintahan Tadic, konon, enggan menyidangkan Pembantaian Srebrenica atau kasus genosida lain yang melibatkan Slobodan Milosevic, Radovan Karadzic, atau Mladic. Hal yang sama dialami Sierra Leone. Dalam kasus seperti ini, peran ICC menjadi sangat penting. Sebab, kejahatan harus tetap diadili.

Meski punya beberapa catatan bagus, selain proses yang panjang, ICC juga punya cacat lain. Sejak kali pertama berdiri, sistem peradilan ICC selalu bermasalah. Dalam kasus Bashir, misalnya. Presiden Sudan berusia 67 tahun yang menjadi buron ICC sejak 2009 tersebut bisa tetap nyaman melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Pekan ini, dia bahkan berkunjung ke Tiongkok dan tetap disambut dengan penuh hormat oleh Presiden Hu Jintao. Keduanya bahkan membahas bisnis minyak.

"Bashir menjadi buron ICC karena didakwa kuat terlibat dalam genosida serta melakukan kejahatan perang dan pelanggaran kemanusiaan di Darfur. Tetapi, ICC tetap membiarkan dia melenggang," kritik Scheffer.

DEN HAAG - Selain Muammar Kadhafi, Saif al-Islam, dan Abdullah al-Senussi, ICC juga menarget sedikitnya tujuh tokoh lain dari Afrika. Mereka adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close