Cak Imin Bedah Islam dan Politik di Universitas Diponegoro
jpnn.com, SEMARANG - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa perdebatan klasik yang masih menarik diperbincangkan adalah apakah Islam dan politik merupakan dua hal yang semestinya terpisahkan.
Menurut Pria yang akrab disapa Cak Imin, jika merunut jejak sejarah nusantara dan dunia, maka Islam dan politik tidak mungkin atau mustahil untuk dipisahkan.
“Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik ataupun dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam,” kata Cak Imin dalam acara Stadium Generale dihadapan Civitas Academika Universitas Diponegoro di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/8).
Hadir dalam kesempatan itu, Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama, Dekan FISIP Undip, Dr Sunarto dan jajaran akademisi senior lainnya. Acara stadium Generale ini juga di dihadiri Menristekdikti Mohammad Nasir, Mendes PDTT Eko Sandjojo, Menaker Hanif Dhakiri, Menpora HM Imam Nahrawi dan sejumlah anggota Fraksi PKB DPR.
Dalam kesempatan Stadium Generale itu, Cak Imin yang juga dikenal sebagai Tokoh Muda Islam itu menyampaikan pidatonya yang bertajuk “Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah”.
Secara fokus, Cak Imin mengemukakan beberapa analisisnya terhadap sejumlah persoalan faktual yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia. Mulai dari kecenderungan mengerasnya pemahaman agama yang dangkal, problematika kemiskinan, persoalan ketidakadilan dan masalah-masalah lain yang sedang dihadapi bangsa dan negara Indonesia saat ini.
“Islam politik jangan dimaknai sebagai hal yang negatif. Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme. Saya menawarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin sebagai konsep dan "ideologi" Islam politik, yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapapun yang meyakininya,” kata Cak Imin.
Menurut Cak Imin, ada dua hal yang prinsip dalam "ideologi" Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, yaitu kemanusiaan dan keadilan. Kemanusiaan, kata Cak Imin, bermakna sebagai rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapapun yang membutuhkan.