Cak Imin: Selalu Mendengar Instruksi Kiai
Siap Memperjuangkan Pesantren dan Kaum Santri"Inilah cara pesantren mengkohesikan dirinya, mempersatukan berbagai keragaman mereka dalam sebuah forum yg bernama Bahsul Masail. Bahtsul Masail merupakan tradisi pesantren khas dan unik," tuturnya.
Di Bahtsul Masail, ungkap Cak Imin, metodologi istinbathul ahkam (metodologi klasik) digunakan. Namun demikian metode tersebut tetap mampu menjawab problematika kekinian.
Ia menambahkan, di PKB setiap keputusan dan kebijakan politik juga atas dasar Bahtsul Masail. Tidak jarang para kiai dan penggerak PKB selalu membahas masalah kekinian perpolitikan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia yang juga dilandasi atas pandangan-pandangan berbasis tradisi kitab kuning.
"PKB merupakan satu-satunya partai yang sebagian besar langkah dan kebijakan politiknya banyak didasari dan berlandaskan dari hasil Bahsul Masail. Dalam hal menyusun RUU atau perda di DPR, banyak sekali UU yang diusulkan Fraksi PKB itu berdasar Bahtsul Masail," tandasnya.(fri/jpnn)
Berikut nama-nama kiai dan ajengan yang hadir di acara pembukaan FMPP. KH Yasin asmuni (Petuk), KH Athoillah Anwar Mansur (Lirboyo) KH Zahro wardi (Trenggalek), KH Anang Darunnajah (Jamsaren Kediri), KH Fauzi Hamzah (Yanbu'ul Ulum Blitar), KH Tohari Muslim (Nganjuk), KH Ibrohim Hafidz (Lirboyo), KH Ma'mun (Ploso), KH Muntaha (Surabaya), KH Saeful Anwar (Krian Sidoarjo), KH Bahrul Huda (Malang), KH Adibuddin (Bangkalan), KH Munir Karomin (Nganjuk), KH Sibromelisi (Sidoarjo), KH Mudaimullah Azza (Ngawi), KH Mukhlisin Labib (Malang) dan KH Fahmi Basya (Jogjakarta).