Cantiknya Penampakan Ribuan Sampah Botol Plastik yang Sulap Jadi Lorong
jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 3.544 botol plastik dimanfaatkan menjadi instalasi berupa lorong di lahan kosong kawasan Wringinanom, Gresik oleh Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton).
Ribuan botol itu dirangkai menjadi lorong sepanjang 12 meter.
Direktur Ecoton Prigi Arisandi mengatakan latar belakang dibangunnya lorong itu lantaran prihatin dengan kesadaran masyarakat yang masih membuang sampah plastik di sungai.
Pemerintah juga dinilai enggan menyediakan sarana pengolahan sampah.
"Kami melakukan edukasi bahaya sampah plastik sekali pakai melalui pameran instalasi," ujar dia tertulis, Senin (20/9).
Edukasi itu dikemas dalam bentuk pameran museum plastik 3F (Fish Fersus Flastik) berbahan plastik yang dipungut tim ekspedisi sungai nusantara dalam operasi pohon plastik.
Selain lorong, dalam pameran itu Ecoton juga membangun tiga instalasi. Antara lain, menara tas kresek setinggi enam meter, pohon, dan jaring sepanjang delapan meter yang dipenuhi sampah popok dan gelas plastik.
"Pameran ini bertujuan edukasi untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai yang banyak mengotori sungai-sungai Indonesia," ucap dia.
Sementara itu, Firly Mas’ulatul selaku koordinator pameran museum plastik menyampaikan keresahannya mengenai kondisi pencemaran sampah plastik di sungai Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Gresik.
Dia melihat banyak masyarakat yang seenaknya membuang sampah ke aliran Sungai Brantas.
"Ada seribu lebih lokasi timbunan sampah di sepanjang Brantas, 55 persen berupa sampah plastik sekali pakai yang akan terpecah menjadi mikroplastik” ungkap dia.
Banyaknya sampai plastik yang digunakan membangun empat instalasi plastik itu dipungut dari Kali Brantas di Jombang, Kali Wonokromo di Surabaya, Kali Marmoyo di Mojokerto, Kali Pelayaran di Sidoarjo.
"Ecoton mengajak masyarakat untuk mengurangi pemakaian botol air minum mineral, sachet, tas kresek, sedotan, popok, dan styrofoam," kata Firly. (mcr12/jpnn)