Cara Diena Haryana Melawan Bullying di Sekolah
Dirikan Komunitas Anak-Anak Korban dan Pelakujpnn.com - KASUS bullying atau intimidasi masih menjadi fenomena gunung es di dunia pendidikan. Tidak sedikit yang berujung kematian. Itulah yang meresahkan Diena Haryana yang kemudian mendirikan Yayasan Anti-Bullying Sejiwa dengan anggota mantan korban dan pelaku.
Laporan Sekaring Ratri, Depok
Diena Haryana tidak pernah menduga fenomena bullying juga marak di dunia kerja. Hal itu diketahuinya saat dirinya memimpin perusahaan bernama Business Dynamic yang bergerak di bidang team building. Dari situ, dia sering menemukan kasus-kasus bullying yang melibatkan atasan kepada bawahan, si bos mengintimidasi anak buah, dan antarkaryawan.
"Selama ini, kita tahunya bullying itu dilihat dari apa yang dilakukan pelaku. Bukan itu. Tapi, lebih pada dampak terhadap korbannya. Kalau korban merasa terintimidasi, ketakutan dan stres, itu berarti bullying," papar Diena saat ditemui di kantor Yayasan Sejiwa di Depok, Jawa Barat, pekan lalu.
Dia bisa memahami bahwa atasan biasanya keras dan initimidatif kepada bawahannya. Tujuannya sebagai kontrol. Harapannya, si bawahan mau manut dan bersedia menyelesaikan tugas-tugasnya seperti yang diinginkan atasan.
"Maunya produktivitas bawahan didongkrak. Tapi, yakin deh, karena mereka bekerja di bawah rasa takut, akhirnya malah nggak bisa optimal. Beres sih beres, tapi pasti nggak berkualitas karena dikerjakan dengan terpaksa,’’ urai perempuan 56 tahun itu.
Diena tertarik mengurusi hal-hal terkait dengan bullying saat sering membaca berita atau melihat liputan di televisi tentang perilaku-perilaku menyimpang di sekolah itu. Menurut dia, perilaku-perilaku negatif tersebut tidak boleh dibiarkan, tapi harus dilawan dan diantisipasi. Salah satu caranya, mendirikan Yayasan Sejiwa, akhir 2004. Yayasan itu bergerak di bidang anti-bullying di lingkungan sekolah.
Yayasan tersebut memberdayakan masyarakat agar bersama-sama melawan penindasan. Karena itu, Diena bersama tim mulai rutin mengadakan national workshop hingga kampanye besar-besaran mengenai anti-bullying di sejumlah sekolah di berbagai daerah di Indonesia.