Tips pertama dari Michael untuk mengurangi listrik adalah dengan menggunakan lampu LED, yang 90 persen lebih sedikit menggunakan energi daripada lampu biasa.
"Ketika pertama kali membuat hiasan, kami lebih banyak menggunakan lampu biasa dan bola lampu yang sudah lama," kata Michael.
Karena bola lampu yang lebih mahal semakin jarang ditemukan untuk hiasan Natal, keluargnya pun beralih ke lampu jenis LED yang jauh lebih murah.
Peritel energi di Kawasan Australia Utara, Jacana Energy memperkirakan hiasan Natal untuk bulan Desember bisa kurang Rp 100 ribu jika menggunakan LED.
Dengan memperhitungkan tarif listrik saat ini, yakni sekitar Rp 2.600 per kilowatt, maka satu tali lampu-lampu bisa dinyalakan seharga kurang dari Rp 5.000 selama 31 hari di bulan Desember.
Artinya, hiasan Natal yang menggabungkan kombinasi lampu-lampu hias bisa menghasilkan harga kurang dari Rp 100 ribu selama sebulan.
Lampu yang banyak menghemat biaya adalah lampu bertenaga surya. Tapi tentu tidak bisa selalu diandalkan saat banyak awan di Darwin sepanjang tahun ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News