Cari Rumah Keluarga, Tinggalkan Harta Benda
Gunung Agung Meletus, Gelombang Pengungsian Pasti akan MeningkatCokorda Isti, pengungsi lainnya mengaku Pemprov Bali sudah mengeluarkan imbauan sejak malam Jumat lalu. Imbauan itu berisi agar warga di sekitar Gunung Agung segera mengungsi.
“Saya pilih mengungsi ke Lombok karena ada keluarga di sini,” kata Isti.
Samsuri warga Bali yang turut mengungsi mengatakan, ia dan keluarga sudah meninggalkan kampungnya sejak Jumat lalu. Namun, akibat antrean para pengungsi yang memadati Pelabuhan Padang Bai, membuat penyeberangan padat. Dia dan penumpang lainnya harus menunggu hingga lima jam lebih agar dapat menyeberang. “Lima jam lebih kita antre untuk dapat menyeberang,” imbuhnya.
Sekadar informasi, gelombang pengungsi itu tidak datang dalam jumlah besar. Mereka datang secara terpisah-pisah menggunakan kapal yang berbeda.
Informasi yang dihimpun Lombok Post, pengungsian terpantau mulai ramai sejak malam Jumat (21/9) lalu. Mereka datang menggunakan kapal pada pagi, siang hingga malam hari.
Ismail, tukang ojek Pelabuhan menuturkan, para pengungsi datang ramai-ramai pada malam hari. Ada yang mengungsi ke wilayah Suranadi, Lombok Barat dan daerah sekitarnya. ”Banyak. Dari kemarin mereka datang,” katanya.
Pihak ASDP Lembar dan Dinas Perhubungan yang ada di pelabuhan sendiri tidak memiliki data pasti terkait jumlah pengungsi. Sebab mereka datang sebagai penumpang biasa seperti warga lainnya. Baru pada Minggu siang kemarin, BPBD NTB membuka posko pendataan pengungsi.
Tapi, Mustamin, salah satu petugas Samsat yang mengecek kendaraan luar daerah masuk dalam pelabuhan Lembar membenarkan banyak warga Bali yang mengungsi ke Lombok. “Baru hari ini (Sabtu, Red) mereka datang dengan alasan mengungsi. Karena sebentar, jadi tidak didata,” katanya.