Cerita Dahlan Iskan soal Kereta Cepat, Kenapa Tiongkok Mau?
Letak Stasiun Halim berada di sebelah kiri jalan tol Cawang–Cikampek. Maka, setelah beberapa kilometer dari stasiun, kereta cepat harus masuk terowongan. Panjangnya 1 km. Yakni, untuk menerobos bawah jalan tol.
Maka, ketika kereta cepat keluar dari terowongan itu, relnya sudah berada di sebelah kanan jalan tol. Lalu, hanya sekejap sudah sampai Purwakarta. Lalu, Padalarang.
"Total melewati 13 terowongan. Yang terpanjang adalah 4 km. Itulah terowongan terpanjang di Indonesia," ucap Dahlan.
Yang juga di luar rencana adalah sulitnya membuat terowongan di jalur ini: tanahnya tidak keras. Gampang longsor. Harus ada intervensi ilmu pengetahuan.
Bukit-bukit yang akan dibor itu harus dibuat keras. Caranya: bukit-bukit itu harus banyak disuntik. Cairan yang disuntikkan adalah semen cair. Setelah bukit mengeras, barulah dibor untuk membuat terowongan.
Semua itu konon membuat biaya membengkak. Namun, Dahlan tidak pernah mendalami sisi keuangan KCIC. Dia pun tidak tahu persis seberapa membengkak. Juga, bagaimana mengatasinya.
"Yang jelas, bisnis kereta cepat ini tidak menarik. Setidaknya bagi saya. Mungkin juga bagi Anda. Relakah uang Anda ditanamkan ke sebuah bisnis yang modalnya baru akan kembali 30 tahun kemudian. Bahkan bisa-bisa 50 tahun. Saya tidak mau," tulisan Dahlan.
Lantas kenapa Tiongkok mau?