Cerita Juru Kunci tentang Teroris yang Ngumpet di Makam Keramat
Namun Kapolres Malang tidak menyebutkan, apa saja aktivitas yang dilakukan oleh kedua terduga teroris itu selama di makam keramat Mbah Setyo Setuhu.
Hanya saja, dia mengungkapkan, kedua terduga teroris itu bagian dari jaringan dari kelompok sebelumnya yang tertangkap di Kecamatan Karangploso dan Dau, kelompok Romli warga Desa Mulyoagung, Dau serta Ahmad Ridho, warga Perum Griya Permata Alam, Desa Ngijo, Karangploso.
Sementara, Sukirno, juru kunci makam keramat Mbah Setyo Setuhu, menerangkan bahwa dua terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 tersebut, sudah bersembunyi sejak sepekan lalu. Ia tidak tahu datangnya kapan dan diantarkan oleh siapa, karena sepengetahuannya kedua terduga teroris tersebut tiba-tiba sudah ada di makam tersebut.
“Datangnya seminggu lalu. Tetapi mereka naik apa ke makam ini, saya tidak tahu. Karena tiba-tiba mereka sudah berada di makam ini,” ujar Sukirno.
Selama berada di makam, menurut pria 48 tahun tersebut, kedua terduga lebih banyak berdiam diri. Mereka sama sekali tidak ngobrol dengan Sukirno. Bahkan, Sukirno juga tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh mereka.
“Pakaian yang dikenakan biasa saja. Hanya saja mereka membawa tas ransel sekitar dua atau tiga tas. Satu orang masih muda wajahnya cakep, sedangkan satu lagi sedikit tua. Selama berada di makam, mereka tidur di sini,” tuturnya sembari menunjuk gazebo yang digunakan tempat tidur terduga.
“Saya mengira mereka itu orang baik dan datang ke makam untuk berziarah. Tidak tahunya, mereka ternyata terduga teroris. Setelah ini, nantinya setiap pengunjung akan saya mintai KTP, karena tidak ingin kejadian ini terulang,” jelasnya. (agp/iil/sam/jpnn)