Cerita Lucu Jurnalis Indonesia di Balik Program Jendela Australia ABC
Empat jurnalis asal Indonesia telah melakukan liputan selama sebulan penuh di Australia sepanjang bulan September lalu. Mereka memproduksi cerita-cerita yang menarik dari empat kota di Australia. Tentu ada cerita yang lucu pula saat melakukan liputan.
Australia Plus Indonesia, layanan bahasa Indonesia dari lembaga penyiaran publik ABC, mengundang tiga jurnalis TV dari MNC Group, Adi Prastowo, juru kamera, Tasya Syarif, presenter, dan Niko Yustiadi, editor, berserta seorang jurnalis dari Detik.com, Hany Koesumawardani.
Selama sebulan penuh, mereka berempat melakukan peliputan di Melbourne, Sydney, Adelaide, dan Darwin dengan mencari berita-berita menarik dan inspiratif di Australia.
Darwin menjadi kota pertama di Australia yang mereka kunjungi, dan di hari pertama mereka langsung mendapatkan pengalaman berkesan saat melewati pemeriksaan keluar dari bandara.
"Boleh jadi Darwin membuat saya terkesan karena rendang bawaan saya disita pihak bandara," ujar Niko yang sehari-harinya menjadi editor video bersama RCTI dan MNC Group.
Tapi rupanya pengalaman ini seolah memberikan arti betapa ketatnya aturan di Australia, seperti yang pernah mereka dengar sebelumnya.
"Selama ini dari berita kita tahu Australia itu teratur dan ternyata paranoid juga dengan spesies asing, sampai daging rendang pun disita," kata Widhikoesumawardani, yang akrab dipanggil Hani.
Di Darwin mereka menyoroti industri ternak sapi dan menelusuri sejarah hubungan dagang yang pernah dilakukan oleh nelayan asal Makasar dengan warga Aborigin di Australia sekitar enam ratus tahun lalu.