Cerita Mantri BRI Hendri, Salurkan Stimulus PEN hingga Dampingi UMKM di Daerah 3T
Dia menuturkan, penyebaran pandemi Covid-19 otomatis mengubah pola dan teknis kerja mantri. Salah satunya, menurut dia pekerjaan harus dilakukan dengan protokol kesehatan.
"Mantri juga harus semakin sering berhadapan dengan debitur yang terdampak usahanya akibat pandemi," tutur dia.
Pria berusia 27 tahun ini menyebutkan, pandemi memengaruhi nasabahnya yang mayoritas adalah petani karet, lada, sawit, dan sayur-sayuran.
Hendri berujar, bisnis mereka terdampak cukup parah lantaran distribusi produk pertanian ke Malaysia terbatas, pasca-penutupan perbatasan akibat pandemi.
“Tapi di sini nasabah yang mengajukan restrukturisasi kredit hanya sedikit, yang banyak itu justru penerima bantuan-bantuan seperti BPUM, totalnya di Kecamatan Galing ada sekitar 300-an nasabah,” jelas dia.
Tidak hanya itu, Hendri menyebut, kerap memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hak mereka, di sela kesibukannya menjalankan pendampingan dan tugas sebagai Mantri.
Dia menyadari, bantuan stimulus dari pemerintah harus disalurkan dengan tepat sasaran sehingga berdampak positif pemulihan ekonomi.
“BPUM memberikan efek positif karena masyarakat menggunakannya dengan baik seperti belanja dan memenuhi kebutuhan, hal tersebut membuat roda ekonomi berputar,” imbuh Hendri.
Hendri merasa selalu antusias untuk menghampiri nasabah penerima bantuan yang lama tidak mencairkan haknya. Dia menyadari hal itu karena halangan infrastruktur dan sinyal telekomunikasi menghambat nasabah mendapatkan informasi soal penyaluran bantuan.