Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Cerita Shinta, Perawat Pasien Corona: Takut, Tidak Bisa Tidur

Rabu, 22 April 2020 – 09:01 WIB
Cerita Shinta, Perawat Pasien Corona: Takut, Tidak Bisa Tidur - JPNN.COM
Shinta Aprilia mengenakan APD. Foto: Antara/Shinta

Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai sesuai waktu, yakni selama delapan jam berdinas/bertugas.Setelah delapan jam, APD dibuka dan langsung dimusnahkan. Serba hati-hati karena hanya sekali pakai, langsung dimusnahkan dengan cara dibakar.

Memakainya pun sesuai dengan SOP, membukanya juga harus sesuai SOP. Ada tempat khusus yang disediakan, dilengkapi dengan cairan disinfektan agar setiap kali mengganti APD harus disemprot agar virus corona dipastikan mati.

"Kami membuka APD di ruang yang sudah ditentukan, bukan di sembarang ruangan. Ada tempat khusus yang memang sudah disiapkan, jadi ruangan isolasi kita dilengkapi dengan ruang anti-room itu ruang ganti APD. Di ruangan itu, tersedia cairan disinfektan dan tempat pembuangan limbah dari APD, jadi tidak bisa terkontaminasi dengan ruangan atau dengan pasien lain, setelah itu baru pulang ke asrama," kata Shinta.

Semenjak Shinta menerima tanggung jawab dari rumah sakit untuk melayani pasien COVID-19, dengan berat hati meninggalkan buah hatinya yang baru berusia enam tahun bersama ayah tercinta yang sudah lanjut usia (lansia). Ayah Shinta berumur 86 tahun, suami Shinta sudah tiada.

Kansha, putri satu-satunya Shinta dan Djumat Awaludin, terpaksa dititipkan di kakak kandungnya yang tinggal di Deplat, Distrik Jayapura Utara. Ia terpisah dengan keluarganya sejak 15 Maret 2020 hingga kini hanya untuk melayani pasien COVID-19.

Dengan sedih bercampur rindu, Shinta meninggalkan anaknya yang masih kecil dan bapaknya yang sudah tua.Virus mematikan ini cepat pindah ke benda apa saja sehingga Shinta memutuskan untuk tidak pulang. Shinta sementara tinggal di asrama perawat di dekat rumah sakit.

"Saya tinggalkan anak satu berumur enam tahun, dan bapak saya yang sudah berumur 86 tahun. Anak saya dan bapak saya, dititipkan ke kakak saya. Saya tinggal di Asrama sejak 15 Maret 2020, saya sudah terpisah dari keluarga. Saya tidak pulang ke rumah karena takut membawa pulang virus, saya harus tinggalkan keluarga," katanya.

Apalagi anak perempuannya masih kecil dan bapaknya sudah tua sehingga ia takut jangan mereka berdua tertular virus corona dari dia.

Shinta Aprilia salah satu perawat perempuan di RSUD Jayapura yang merawat dan mengobati pasien terpapar virus Corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close