Cermin dari De Soto dan Yunus (2)
Selasa, 02 Februari 2010 – 02:57 WIB
Namun faktanya, kita memelas jika sumber pinjaman petani menempatkan perbankan di ranking kelima, hanya sebesar 12,1 persen. Ranking pertama hingga kempat adalah famili/saudara, tetangga/teman, toke/ majikan dan rentenir. Koperasi malah ada di tempat ketujuh.
Alangkah eloknya jika kalangan perbankan menempatkan orang-orangnya di lapangan untuk mengenal lingkungannya dengan baik, sehingga dengan mudah mengenali karakter calon nasabah. Petugas bank-lah yang mendatangi calon nasabah, bukan sebaliknya. Bukankah nasabah yang memberi margin kepada perbankan?
Konon, ada sebuah bank swasta di negeri ini yang melakoni pengenalan klien secara mendalam. Mereka berkantor dekat calon nasabah, misalnya para pedagang sayur yang butuh kredit Rp 100 ribu atau Rp 200.000. Cicilan lancar, karena di komunitas kecil sangat memalukan jika (mereka) terkabar menunggak. Modal terbesar mereka adalah harga diri, serta keinginan untuk hidup lebih layak.